1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Titik Nyala Yerusalem yang Termasyhur

Kate Shuttleworth6 Februari 2014

Status Yerusalem menjadi rebutan Palestina dan Israel. Titik nyalanya adalah masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah, tempat suci bagi umat Islam - yang juga dikenal sebagai Al-Haram asy-Syarif.

https://p.dw.com/p/1B3A4
Foto: Kate Shuttleworth

Lokasi masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah dikenal sebagai Bait-ul-Muqaddas atau tanah suci yang mulia dan menjadi lokasi tersuci ketiga bagi umat Muslim. Lokasi keduanya juga diakui sebagai tempat paling suci bagi umat Yahudi - Al-Haram asy-Syarif - yang dipercaya oleh penganut Yahudi pernah menjadi lokasi Bait Salomo dan Bait Kedua. Bait Kedua hancur di tangan bangsa Romawi pada tahun 70 M.

Tempat ini berkali-kali menjadi lokasi demonstrasi berdarah, bentrokan, pelemparan batu dan penembakan, meski didapuk sebagai simbol religius oleh bangsa Yahudi, umat Kristen dan Muslim.

Al-Aqsa terletak Yerusalem Timur, bagian dari wilayah Palestina yang diakui secara internasional tetapi diduduki militer Israel sejak tahun 1967.

Kepala rabi Tembok Ratapan, Shmuel Rabinovitch, kepada DW menyatakan tidak menerima larangan oleh umat Muslim bagi penganut Yahudi untuk masuk alun-alun masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah.

Sebuah bentuk monopoli?

"Ajaran Yahudi menyatakan kami tidak punya monopoli atas Tuhan - itulah mengapa Tembok Ratapan terbuka bagi siapapun. Tempat suci harusnya terbuka bagi semua orang, tidak peduli agamanya apa, atau pandangan hidupnya."

Menurut pimpinan agama Yahudi arus utama, penganut Yahudi dilarang masuk ke masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah atas kekhawatiran mereka dapat melanggar kesucian 'tempat kudus,' atau tempat suci Bait Kedua.

Rabi Rabinovich mengatakan Yudaisme juga melarang penganutnya untuk menggali ke dalam Al-Haram asy-Syarif. Ia menyatakan dirinya tidak dapat melihat adanya resolusi terkait klaim atas Yerusalem.

"Yerusalem adalah salah satu lokasi yang paling bermasalah untuk mencapai kata sepakat - tidak segalanya mempunyai solusi. Akan mustahil untuk mengusir Yahudi dari Tembok Ratapan dan saya tidak yakin akan ada solusi atas Kota Lama Yerusalem. Namun saya ingin dunia mengetahui bahwa bangsa Yahudi itu damai dan kami beretika," tuturnya.

Terowongan Tembok Ratapan

Bagian Kota Lama yang kurang terkenal adalah terowongan yang mengular di bawah kawasan Muslim sepanjang Tembok Ratapan.

Kini terowongan yang membatasi masjid Al-Aqsa, Kubah Shakhrah, dan Al-Haram asy-Syarif dibuka untuk kelompok-kelompok turis. Sekilas terowongan seakan terukur di bawah tanah, namun kenyataannya terowongan dibangun di atas tanah.

Meski dulunya umat Muslim memperbolehkan umat Yahudi beribadah selama ratusan tahun, sekarang lokasi tersebut menjadi titik fokus perselisihan dan perbedaan di antara kedua pihak.