1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Timor Leste Batalkan Perjanjian dengan Australia

9 Januari 2017

Timor Leste mengakhiri perjanjian tahun 2006 dengan Australia terkait bagi hasil dari cadangan minyak dan gas di Laut Timor.

https://p.dw.com/p/2VVsn
Australien | Archivbild gelöschtes Feuer auf Ölplattform Timor Sea
Foto: picture-alliance/dpa

Pendapatan dari eksploitasi cadangan minyak dan gas Bumi dari Celah Timor diperkirakan bisa mencapai  nilai 40 miliar dolar AS per tahun. Perjanjian  antara kedua pihak ternodai tuduhan aksi intelejen, arbitrasi internasional dan pertikaian diplomatik yang pahit antar dua negara bertetangga itu.

"Pemerintah Australia telah mencatat  keinginan tersebut  dan mengakui bahwa Timor Leste memiliki hak untuk melakukan penghentian perjanjian, " demikian tertera dalam  pernyataan bersama hari Senin (09/01).Perjanjian berupa Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea (CMATS)  itu tak berlaku lagi dalam tempo tiga bulan sejak diputuskan. Kemudian kedua negara akan kembali bernegosiasi di bawah naungan komisi konsiliasi.  

Australia lakukan aksi penyadapan

Tahun lalu, terungkap bahwa Australia telah menyadap kantor kabinet Timor Leste pada tahun 2004 selama negosiasi untuk perjanjian Celah Timor. Sengketa batas maritim kedua negara juga telah diajukan ke Pengadilan Arbitrasi Internasional di Den Haag --di bawah Konvensi PBB atas Hukum Laut (UNCLOS) tentang  batas wilayah.

Sejak merdeka dari Indonesia pada tahun 2002, Timor  Leste menuding Australia berulang kali menolak untuk melakukan negosiasi permanen atas batasan wilayah, yang emnyebabkan kerugian pendapatan hingga miliaran dollar.

Kedua negara  menandatangani " pengaturan berbagi sumber daya sementara " pada tahun 2002 dan Perjanjian Laut pada tahun 2006. Perjanjian itu menyepakati pembagian pendapatan sama besar atas cadangan minyak dan gas di Greater Sunrise.  Perjanjian CMATS  juga menggarisbawahi moratorium  selama 50 tahun atas perundingan mengenai perbatasan maritim yang bersifat permanen. Tetapi pihak Timor Leste mengatakan perjanjian tersebut kini tidak sah lagi setelah adanya operasi intelejen Australia di tahun 2004.

Pemerintrah di Dili berpendapat, perbatasan harus dibuat setengah jalan antara Timor Timur dan Australia, yang akan menempatkan area lapangan sumkber minyak dan gas yang lebih besar di wilayah Timor Leste.

 

ap/vlz(dpa/afp)