1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

061208 EU Klima

7 Desember 2008

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy tidak berhasil membuat dobrakan baru terkait program perlindungan iklim Uni Eropa. Dikhawatirkan jika batas emisi CO2 disetujui, akan merugikan negara-negara Eropa Timur.

https://p.dw.com/p/GAsj
Pertemuan negara-negara Eropa Timur dengan Ketua Dewan Uni Eropa Nikolas Sarkozy berlangsung di Danzig, PolandiaFoto: Eric Pawlitzky

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk nampak lega. Ia menuturkan, bahwa pertemuan dengan Ketua Dewan Uni Eropa Nikolas Sarkozy yang berlangsung di Danzig, merupakan langkah yang menuju ke arah yang tepat. Demikian kata Tusk seusai pertemuan:

„Kami berusaha untuk mencari kesepakatan bersama yang nantinya dapat disodorkan ke Dewan Uni Eropa. Namun untuk itu pertama-tama kami harus menegaskan kesediaan negara-negara Eropa untuk dapat menyetujui program perlindungan iklim itu. Kedua, kami ingin merancang sebuah mekanisme yang bersifat solidaris."

Nampaknya Presiden Perancis Nikolas Sarkozy telah mengubah program perlindungan iklimnya, agar sebuah kompromi bersama tercapai. Namun Ketua Dewan Uni Eropa itu tidak bersedia menyebutkan keterangan lebih rinci sebelum bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown:

„Perwakilan negara-negara yang hadir dalam pertemuan itu, menegaskan solidaritas hendaknya menjadi landasan program Eropa ini. Oleh karena itu, menurut saya, usulan Perancis yang telah saya ajukan, mendapat perhatian negara-negara Eropa Timur."

Porgram perlindungan iklim yang diprakarsai Perancis itu, memberi kesempatan kepada negara-negara Eropa Timur untuk mengubah secara bertahap produksi energi mereka yang tergantung pada karbondioksida. Dengan demikian, produksi listrik negara-negara Uni Eropa yang tergantung pada batubara sebanyak 60 persen, akan mendapat tambahan dalam sertifikat pencemaran CO2 mereka dengan cuma-cuma.

Di luar itu, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menjelaskan, di tahun mendatang di sektor energi Polandia akan melakukan perubahan mendasar. Hingga kini sebanyak 97 persen produksi listrik di Polandia masih tergantung pada batubara. Namun Tusk menjelaskan, bahwa pemerintah di Warschau sudah berencana untuk mengandalkan listrik tenaga atom:

„Secara radikal kami akan mempercepat program nasional pengembangan tenaga atom. Saya berharap, sampai akhir tahun ini kami dapat mengambil keputusan. Kami sedang mempertimbangkan pembangunan dua pembangkit listrik tenaga atom dan itu baru permulaan. Negara-negara seperti Perancis, yang seutuhnya mengandalkan pembangkit listrik tenaga atom, kini sudah hampir tidak tergantung lagi pada tenaga lain."

Sebelum bertemu dengan Ketua Dewan Uni Eropa Sarkozy, Polandia dan delapan negara Eropa Timur lainnya mengancam akan menggagalkan program perlindungan iklim Uni Eropa dalam KTT yang akan datang, jika Uni Eropa mengabaikan kepentingan negara-negara Eropa Timur. Negara-negara Eropa Timur yang hadir adalah Polandia, Ceko, Hungaria, Latvia, Lituania, Estonia, Bulgaria, Rumania dan Slovakia. (an)