1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tidak Ada Badai Saat Kejadian

10 Mei 2012

Pemerintah Indonesia akan melakukan penyelidikan bersama dengan Rusia untuk memastikan penyebab jatuhnya Sukhoi Super Jet 100. Pesawat itu, jatuh di gunung Salak, Bogor-Indonesia pada Rabu (09/05).

https://p.dw.com/p/14sbp
Pesawat nahas Sukhoi Super Jet 100 saat lepas landas di Bandara Halim PKFoto: AP

Tim pencari yang menggunakan helikopter, hari Kamis (10/05) menemukan lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi yang hilang. Dari ketinggian 2.500 meter mereka melihat runtuhan pesawat nahas itu di lereng gunung Salak yang berjarak sekitar 50 km dari ibukota Jakarta.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT, telah ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.

Kepada Deutsche Welle, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan tidak ada laporan mengenai cuaca ekstrim saat kejadian “Tidak ada badai, hanya hujan” kata Tatang Kurniadi. Namun ia menolak berspekulasi mengenai kemungkinan adanya kegagalan teknis atau kesalahan manusia sebagai penyebab kecelakaan.

Ketua KNKT Indonesia itu menambahkan “Kami akan melakukan penyelidikan bersama dengan tim investigasi dari Rusia” karena Sukhoi Super Jet 100 diproduksi di negara tersebut. Tim gabungan yang dipimpin oleh Indonesia itu, akan mengumumkan hasil penyelidikan paling lama 12 bulan.

Saat kejadian, pesawat buatan Rusia itu membawa 8 awak dan 42 penumpang yang antara lain terdiri dari wartawan dan kalangan bisnis dunia penerbangan Indonesia. Penerbangan nahas itu adalah bagian dari promosi Sukhoi.

Joy Flight yang dilakukan di Jakarta itu, diselenggarakan oleh sebuah perusahaan yang bertindak sebagai penghubung bagi kalangan penerbangan Indonesia yang tertarik ingin membeli pesawat penumpang buatan Rusia tersebut.

Super Jet 100 adalah pesawat sipil pertama yang dibuat oleh Sukhoi yang selama ini hanya memproduksi pesawat tempur. Pada awal tahun 2011, pesawat penumpang ini memperoleh sertifikasi resmi dari Komite Penerbangan Interstate Aviation Rusia.

Di Indonesia pesawat ini belum melewati uji kelayakan terbang. Menurut Kantor Berita Antara, dua perusahaan penerbangan lokal yakni Kartika Airlines dan Sky Aviation telah memesan pesawat buatan Rusia tersebut.

Andy Budiman

Editor: Agus Setiawan