1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tersangka Bom Time Square Mengaku Salah

22 Juni 2010

Seratus kali bersalah, ungkap Shahzad, warga AS keturunan Pakistan, hari Senin (21/06), di depan pengadilan New York. Ia antara lain didakwa melakukan serangan teror dan mencoba menggunakan senjata pemusnah massal.

https://p.dw.com/p/O00x
Foto Faisal Shahzad di situs jejaring sosial Orkut.comFoto: AP

Tanggal 1 Mei lalu, Faisal Shahzad memarkir mobil tipe SUV yang berisi bom rakitan sendiri di Time Square, pusat kota New York. Bom tersebut berhasil dijinakkan berkat kesigapan seorang penjual kaki lima yang melihat asap mengepul dari mobil tersebut. Ia melaporkan hal tersebut pada polisi dan serangan bom berhasil digagalkan. Shahzad dibekuk dua hari kemudian saat mencoba melarikan diri ke Dubai.

"Saya seratus kali bersalah", kata Shahzad di depan pengadilan, Senin (21/06). "Selama Amerika Serikat tidak menarik diri dari Afghanistan dan Irak, selama Amerika Serikat tidak berhenti melakukan serangan dengan pesawat tak berawak di Somalia, Pakistan dan Yaman serta tetap menyerang negara Muslim, selama itu pula kami akan menyerang Amerika Serikat."

Selama persidangan, Shahzad merinci bagaimana ia merencanakan serangan bom di Times Square. Setelah memarkir mobilnya di pusat kota New York, Shahzad berjalan ke arah stasiun kereta Grand Central. Ketika ia tidak mendengar bunyi ledakan, Shahzad memilih untuk pulang. "Saya tidak memilih gedung tertentu, tapi pusat Times Square, dan tentu saja, waktunya, yaitu setengah tujuh malam, malam Minggu, tanggal 1 Mei", demikian tutur Shahzad. Maksudnya untuk mencapai efek kerusakan maksimal.

Pertanyaan Hakim Miriam Cedarbaum, mengapa Shahzad berencana membunuh warga AS yang tidak bersalah, dijawab terdakwa tanpa rasa bersalah. Ia mengatakan: "AS menyerang anak-anak dengan pesawat tak berawak di Afghanistan. Dari sudut pandang saya, tindakan saya bukan suatu kejahatan. Saya tahu, saya melanggar undang-undang AS, tapi saya tidak peduli pada hukum di sini."

Faisal Shahzad mengaku, ia dilatih selama 40 hari di Waziristan, kawasan Pakistan yang merupakan pusat Taliban dan kelompok Al Qaida. Ia bertindak sendiri, kata Shahzad. Ia menambahkan, tidak ada yang membantunya merencanakan dan mengimplementasikan serangan Times Suare. Sebaliknya, pengadilan menduga bahwa Shahzad dua kali menerima bayaran sebesar 12.000 Dollar AS yang ia gunakan untuk membeli senjata dan mobil.

Shazad berasal dari keluarga Pakistan yang berada. Putra seorang perwira Angkatan Udara Pakistan itu mulai kuliah di AS saat berusia 18 tahun. Ia kemudian menjadi warga negara AS, menikah dan memiliki dua anak. Jika ia terbukti bersalah, Faisal Shahzad dapat divonis seumur hidup. Tapi berdasarkan perundangan AS, pengakuan yang menyeluruh berimbas positif pada vonisnya dan mungkin saja hukumannya dipotong beberapa tahun. Karena Shahzad mengaku bersalah, pengadilan tidak bersidang lagi sampai vonis dijatuhkan bulan Oktober mendatang.

Ziphora robina/afp/dpa

Editor: Yuniman Farid