1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ini Alasan Mahfud Sering 'Spill' Kasus-kasus Tersembunyi

Detik News
1 Juni 2023

Menko Polhukam Mahfud Md blak-blakan alasan kerap membuka kasus-kasus tersembunyi ke publik. Mahfud memandang kasus-kasus itu dibuka agar dukungan publik mengalir dan masalah segera terselesaikan.

https://p.dw.com/p/4S3Xe
Menko Polhukam Mahfud Md
Menko Polhukam Mahfud MdFoto: Agung Pambudhy/detikcom

"Bagi saya, itu agak rumit menyelesaikannya. Itulah sebabnya daripada saya bicara berbisik, berdua ingin menyelesaikan, saya lebih baik bicara terbuka agar orang tidak bisa menghindar," kata Mahfud dalam tayangan 'Podkabs' di YouTube Sekretariat Kabinet RI, dikutip Kamis (1/6/2023)

Mahfud mendorong agar kasus yang disinggungnya di publik segera ditindaklanjuti pihak yang berwenang. "Kalau ada apa-apa kan saya juga bicara keras katamu, suka speak up gitu ya. Saya bilang, itu biar apa, biar orang nggak bisa menghindar, 'Tuh Pak Mahfud sudah ngomong gitu loh'. Nah, gitu. Padahal saya nggak enak juga untuk sampai saya meneriaki orang gitu ya, sebenarnya bukan sesuatu yang enak," imbuhnya.

Mahfud lalu mengungkit kasus-kasus yang sempat santer usai diatensi oleh dirinya. Kasus itu di antaranya seorang lansia yang dianiaya remaja di Bengkulu dan kasus Mario Dandy yang menyeret Rafael Alun.

"Kan banyak kasus-kasus itu tersembunyi kan. Misalnya, di Bengkulu itu ada seorang nenek-nenek lalu ada anak-anak pulang sekolah dihajar itu. Masuk, viral itu dia. Beberapa hari ndak ada beritanya. Saya ambil saya kirim ke polisi lewat medsos, 'Pak, masak ada begini. Cari dong'. Sorenya ketangkap," kata Mahfud.

Menyelisik kasus transaksi mencurigakan Rafael

"Rafael, ya kan. Saya katakan si Mario, anaknya nganiaya itu. Lalu apa, kok orang jahat dan sombong begitu anaknya siapa. Disebut itu anaknya Rafael, 'Rafael itu siapa?'. Ternyata pejabat eselon 3 di Departemen Keuangan," kata Mahfud.

Mahfud menceritakan bagaimana dia menyelisik kasus transaksi mencurigakan yang menyeret Rafael Alun. Mahfud mengatakan kasus dugaan transaksi mencurigakan ratusan miliar yang melibatkan Kementerian Keuangan terungkap buntut pendalaman kasus Mario Dandy itu.

"Coba, saya bilang, lihat daftar kekayaannya. Jalan-jalan transaksi dan laporan kekayaannya. Terus saya dapat dari PPATK, 'Pak ini punya masalah sejak 2012, itu sudah dilaporkan memiliki kekayaan tidak wajar'. Lho kok ini diam, tidak bergerak," katanya.

"Itu si Rafael itu yang anaknya nganiaya orang itu. Bapaknya sudah dilaporkan pencucian uang sejak 2012. Lalu ribut orang, dibuka, 'Oh iya ya, 2012'. Lalu diselidiki lagi hartanya ketemu yang smapai Rp 500 T kan pada akhirnya itu. Nah kalau saya ndak teriak, nggak kebuka," lanjutnya.

Dorong ungkapkan kasus Sambo

Begitu pula, sambung Mahfud, dengan kasus Ferdy Sambo yang sempat mencuat di publik. Mahfud mengatakan pembunuhan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat dapat terungkap dengan benar setelah ada dorongan penyelidikan dari dirinya.

"Sambo juga. Saya bilang nggak benar tuh masak orang mati cara begitu. Itu bukan tembak-menembak itu pembunuhan, selidiki. Semua orang sudah bicara itu tembak-menembak. Dan Sambo tidak tahu itu tembak menembak dua orang. Tapi saya bilang nggak mungkin, selidiki, selidiki," ujarnya.

"Akhirnya ketemu juga kan. Begitu kadangkala, bukan karena saya sok biar orang tahu, gitu. Begitu saya ngomong dukungan publik mengalir. Kalau dukungan publik mengalir, bisa ngelak? ya kan," lanjutnya.

Terima Ribuan Kasus Per Hari

Mahfud mengaku mendapat ribuan laporan per hari dari masyarakat. Dia mengatakan laporan kasus itu masuk melalui media sosial maupun sambungan telepon.

"Sekarang itu saya agak risau juga itu laporan kepada saya itu setiap harinya bisa ribuan masuk. Masuk lewat WA, Twitter, telepon. Nah itu kan tidak bisa saya selesaikan semua," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan sebagian laporan tersebut sebetulnya dapat disampaikan ke aparat setempat. Mahfud mengaku ada kebanggaan tersendiri lantaran ribuan laporan yang diterimanya menunjukkan kepercayaan publik.

"Sebenarnya itu bisa disampaikan setempat ya, tapi ada bilang ini udah lapor tapi nggak ditanggapi. Tapi saya merasa bahwa itu semua masuk ke saya karena orang mengira bahwa saya bisa ngatasi itu. Itu kan suatu kebanggaan tersendiri. Daripada orang nggak percaya kan," katanya.

Mahfud juga meminta maaf kepada masyarakat karena tak semua kasus bisa langsung ditanganinya. "Tapi ya mumpung kamu tanya itu, mumpung kita bicara ini saya minta maaf ke masyarakat tidak semua laporan bisa saya tangani. Karena apa, karena saya ini menteri koordinator bukan menteri teknis," kata dia.

Baca artikel selengkapnya di:DetikNews

Ternyata Ini Alasan Mahfud Sering 'Spill' Kasus-kasus Tersembunyi