1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terkait Serangan Stockholm, Polisi Inggris Lakukan Penggerebekan

13 Desember 2010

Polisi Inggris menggrebek dan memeriksa sebuah rumah di Luton, kota di timur Inggris, Senin pagi (13/12), terkait serangan bom bunuh diri di Swedia, Sabtu (11/12). Sejauh ini belum dilakukan penangkapan.

https://p.dw.com/p/QXEc
Seorang petugas polisi berjaga di depan rumah yang sedang diperiksaFoto: picture-alliance/dpa

Rumah yang digrebek itu sebelumnya dihuni oleh Taymour Abdel Wahab, yang pernah belajar di Universitas Bedfordshire di Luton, beberapa tahun lalu. Warga Swedia kelahiran Bagdad, berumur 28 tahun, disebut-sebut sebagai pelaku aksi teror di kawasan perbelanjaan yang ramai di ibukota Swedia, Stockholm, akhir pekan lalu.

Menurut kelompok inteljen SITE, sebuah situs teroris radikal Islam, Shumukh al Islam, telah memasang pengakuan, bahwa Taymour Abdel Wahab adalah anggota mereka.

Kepolisian Swedia menyatakan, sebelum melancarkan aksinya, tersangka bom bunuh diri itu mengirimkan email ancaman untuk mengobarkan jihad, terkait sikap pemerintah Swedia yang membiarkan seorang kartunis negara itu menggambar kartun Nabi Muhammad, serta keterlibatan Swedia di Afghanistan. Pelaku juga melampirkan sebuah pesan suara, dalam Bahasa Inggris beraksen British.

"Ketahuilah, bahwa ini bukan sekadar isapan jempol belaka. Kami sungguh-sungguh. Dan kami berada di tengah kalian, orang-orang Eropa. Maka janganlah lagi kalian menggambar nabi kami, Muhammad SAW. Pelukisan Nabi kami, juga berbagai penindasan terhadap Islam dan masyarakat Muslim di seluruh dunia, tak akan pernah kami biarkan."

Dalam serangan Sabtu itu, sebuah mobil meledak di sebuah persimpangan yang ramai, diikuti ledakan lain di sebuah jalan tak jauh dari ledakan pertama. Seorang ahli bahan peledak dari militer Swedia menyimpulkan, pemboman itu merupakan "kerjaan seorang amatir".

Berbagai media melaporkan, Taymour Abdel Wahab lahir di Bagdad 28 tahun lalu, beremigrasi ke Swedia tahun 1992, dan belajar di Luton, Inggris tahun 2001, dan lulus tahun 2004. Pada tahun itu juga ia menikah. Mereka sudah memperoleh dua anak perempuan. Namun Taymour Abdel Wahab diketahui sedang mencari isteri kedua melalui suatu situs internet.

Kota Luton dihuni sekitar 20 ribu warga Muslim. Selama beberapa tahun terakhir, kota ini menjadi pusat gerakan menentang keterlibatan Inggris dalam perang Irak dan Afghanistan. Luton memegang pula titik penting dalam serangan jaringan transportasi umum London 7 Juli 2005. Para pelaku serangan yang menewaskan 52 orang dan melukai 700 orang itu menjadikan Luton sebagai titik persinggahan untuk melancarkan serangan. Salah satu pelaku juga berasal dari kota ini.

Adapun serangan bom Stockholm, selain menewaskan pelakunya juga melukai dua orang pejalan kaki. Polisi Swedia sejauh ini berkesimpulan, ini merupakan serangan perorangan yang tak terkait pada jaringan teroris lebih luas.

Ging Ginanjar/afp

Editor: Andy Budiman