1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terjerat Hutang Besar Akibat Jadi Tuan Rumah Asian Games

19 September 2014

Asian Games baru saja dimulai di Incheon, Korea Selatan, tapi kemungkinan stadion yang kosong dan hutang besar di tahun-tahun ke depan, telah membuat acara olahraga terbesar Asia itu tidak disukai warga.

https://p.dw.com/p/1DFWy
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon

Walikota kota ketiga terbesar Korea Selatan mengakui pada pembukaan acara itu hari Jumat – yang menampilkan pianis klasik Lang Lang dan bintang pop Korea seperti Psy – bahwa Incheon berada dalam kesulitan keuangan akibat penyelenggaraan Asian Games yang mahal.

Warga tidak yakin bahwa acara olahraga , yang membutuhkan pembangunan 17 tempat baru bagi para bintang olahraga seluruh Asia, itu sebagai sesuatu yang layak. Tak ada antrian di Dewan Olimpiade Asia untuk menjadi tuan rumah berikutnya, yang berarti harus menampung hampir 10.000 atlet dan ribuan pelatih serta wartawan. (Baca: Indonesia Tuan Rumah Asian Games 2018)

Ribuan tiket pembukaan yang mewah di stadion berkapasitas 62.000 orang, hingga hari Jumat masih belum terjual.

Para pejabat Incheon mengakui pekan ini bahwa baru 18 persen tiket yang terjual untuk acara olahraga yang akan berlangsung hingga 4 Oktober ini.

Juru bicara pemerintah kota Yoo Ji-Hyun, hari Jumat mengatakan, secara keseluruhan, 55 persen dari target 335 juta US Dollar penerimaan tiket, telah tercapai

Ribuan tiket pembukaan masih tersedia pada Kamis malam dan puluhan ribu bagi upacara penutupan 4 Oktober masih tersedia, yang disebut Yoo mencapai sekitar 20 persen dari target finansial.

Terjerat hutang besar

Yoo mengakui bahwa jumlah kursi yang terjual jauh lebih rendah daripada target penjualan, tapi ia bersikeras bahwa ada ketertarikan yang terus bertambah dan “terlihat ada peningkatan dalam penjualan tiket”.

“Memang benar beban keuangan telah bertambah akibat Asian Games. Tapi bagaimanapun, saya percaya itu akan meningkatkan nilai kota kami” dan menarik para investor asing, tambah dia.

Penyelenggaraan Asian Games menyedot anggaran hampir 2 miliar US Dollar, dan Incheon kini tercatat sebagai kota dengan hutang terbesar di Korea Selatan. Kini ada blok-blok menara baru, jalur metro, dan fasilitas olahraga yang tersebar. Tapi warga mengatakan, hanya ada tanda-tanda kecil dari 200.000 pengunjung yang disebut oleh penyelenggara.

Park Song-Moo, 43, seorang pekerja Incheon, mengatakan: ”Pertandingan olahraga besar, tidak lagi menarik perhatian publik”.

“Kekhawatiran terbesar kami adalah ekonomi. Orang-orang muda punya ketertarikan baru dalam kesenangan dan aktifitas pribadi seperti Internet, bukan olahraga. Masyarakat yang sangat terdigitalisasi adalah alasan lain. Orang bisa menonton pertandingan langsung dari smartphone tanpa harus pergi ke stadion,” kata dia.

“Kepentingan publik dalam Asian Games tidak begitu kuat, dan orang tidak ingin mengeluarkan uang untuk cabang olahraga yang tidak popular. Kami lebih khawatir soal anggaran kami. Sejumlah orang berpikir Korea Selatan seharusnya tidak lagi menghamburkan uang pembayar pajak untuk membiayai acara internasional yang mahal karena hasilnya nanti adalah kenaikan pajak.”

ab/hp (afp,ap,rtr)