1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terhenti 5 Tahun, AS dan Palestina Gelar Dialog Ekonomi

15 Desember 2021

Dialog Ekonomi AS-Palestina kembali digelar untuk "keamanan dan kemakmuran" bagi Palestina, kata Kementerian Luar Negeri AS. Konsultasi AS-Palestina terakhir kali dilaksanakan 2016.

https://p.dw.com/p/44Hfa
Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) di Ramallah, Mei 2021
Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) di Ramallah, Mei 2021 Foto: Alex Brandon/AP Photo/pciture alliance

Dialog Ekonomi AS-Palestina, USPED, kembali digelar untuk pertama kalinya setelah lebih dari lima tahun, kata Kermenterian Luar Negeri AS pada hari Selasa (14/12).

"Para peserta mengakui pentingnya memulihkan hubungan politik dan ekonomi antara pemerintah AS dan Otoritas Palestina dan berjanji untuk memperluas dan memperdalam kerja sama," kata sebuah rilis dari Departemen Luar Negeri AS.

Delegasi itu melibatkan sejumlah pejabat diplomatik dan perdagangan senior AS, termasuk Asisten Menlu untuk Urusan Timur Dekat, Yael Lempert. Lempert mengatakan kepada para pejabat Palestina bahwa Presiden Joe Biden menginginkan "kebebasan, keamanan dan kemakmuran" untuk Wilayah Palestina.

"Menumbuhkan ekonomi Palestina juga akan memainkan peran penting dalam memajukan tujuan politik menyeluruh kami: solusi dua negara yang dinegosiasikan, dengan negara Palestina yang layak hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan dengan Israel," kata Yael Lempert.

Pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat
Pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang jadi ganjalan perundingan damai Israel-PalestinaFoto: Ahmad Gharabli/AFP

Dialog dengan banyak kendala

Dialog USPED yang terakhir diadakan pada Mei 2016, sebelum mantan Presiden Donald Trump terpilih jadi presiden. Trump kemudian bersikeras mengambil sikap pro-Israel, dan secara kontroversial memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pemerintahan Joe Biden telah berjanji untuk membuka kembali konsulat AS untuk Wilayah Palestina, meskipun belum memberikan batas waktu untuk proyek ini. AS juga telah memulihkan bantuan kepada Palestina yang dipangkas di bawah pemerintahan Trump.

Terlepas dari langkah-langkah ini, hubungan antara kedua pihak tetap diwarnai perbedaan pandangan. Meskipun AS memiliki kantor urusan Palestina di dalam kedutaan besarnya di Yerusalem, Otoritas Palestina hingga kini tetap menolak kerja sama terbuka dengan Washington dalam bentuk apa pun.

hp/yf (rtr, afp)