1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tempat Penampungan Pengungsi di Pakistan Semakin Padat

26 Agustus 2010

Sejak sebulan lalu, Pakistan berjuang melawan banjir terbesar dalam sejarah mereka. Hujan sudah berhenti di bagian utara, namun curah hujan di bagian selatan sekarang sangat tinggi. Jutaan mengungsi di provinsi Sindh.

https://p.dw.com/p/OxAA
Foto: AP

Sejumlah besar orang berdesak-desakan di tempat pengambilan air di tempat penampungan pengungsi di dekat kota pelabuhan Karachi. Mereka membawa botol-botol plastik, jeriken, mangkuk-mangkuk.

Sejak 14 Agustus orang-orang berdatangan ke kota-kota besar di Pakistan selatan, karena melarikan diri dari banjir akibat meluapnya bagian hilir sungai Indus. Di daerah Tahatt saja, yang terletak sekitar 60 km di timur Karachi, 200.000 orang baru dievakuasi. Pemimpin kamp penampungan, Imran Shah mengatakan, "Aliran pengungsi tidak kunjung henti. Mungkin sekarang di seni harus didirikan lebih banyak kamp lagi."

Flash-Galerie Pakistan Überschwemmung
Seorang anak perempuan ikut mengantri untuk mendapat makanan.Foto: AP

Di Tempat Penampungan

Puluhan ribu orang yang mengungsi akibat banjir dan tiba di kamp itu bisa dibilang berada di situasi yang lumayan baik. Mereka tinggal di rumah-rumah, dan bukan di tenda-tenda. Pemerintah kota Karachi segera menyediakan pemukiman itu, yang sebenarnya ditujukan bagi pekerja layanan masyarakat dan belum seratus persen selesai dibangun.

Makanan, air, obat-obatan, semua itu diorganisir pemerintah kota untuk membantu korban banjir. Demikian dikatakan Imran Shah. Di atas kantor pemimpin tempat penampungan itu, badan urusan kesehatan membuka sebuah klinik. Terutama anak-anak mendapat perawatan di klinik itu.

Pakistan Flut Katastrophe 2010
Korban banjir yang melarikan diri dari banjir dengan berpegangan pada tali di Shikarpur, provinsi Sindh (16/08).Foto: picture-alliance/dpa

Para pengungsi menderita sakit lambung, radang paru-paru, malaria, batuk rejan, infeksi kulit, penyakit kulit, demikian dikatakan dokter Rehman, yang setiap hari merawat lebih dari seratus pasien bersama tiga koleganya. Mereka yang datang adalah orang-orang sederhana, terutama petani, pekerja di pedesaan dan keluarga mereka dari provinsi Sindh. Banyak dari mereka untuk pertama kalinya meninggalkan desanya karena ancaman banjir.

Datang dari Jauh

"Kami datang dari Jacobabad dan Khanpur," demikian dikatakan seorang pria muda bernama Sajjad. Daerah-daerah yang disebutnya terletak ratusan kilometer dari Karachi. Di tempat penampungan pengungsi, ia membagi satu ruangan dengan delapan anggota keluarganya.

Mereka mendapat nasi dan kacang-kacangan. Sebuah organisasi bantuan Pakistan juga membagikan makanan hangat. Itu jauh lebih banyak dari yang diperoleh banyak korban banjir lainnya. Enam kamp pengungsi yang didirikan pemerintah di Karachi sudah tidak cukup lagi untuk menampung orang-orang yang lari dari banjir ke kota metropolitan yang berpenduduk jutaan itu. Di mana-mana di bagian luar kota, pengungsi mencari perlindungan. Mereka tergantung pada pertolongan dari organisasi bantuan, swasta dan partai-partai.

Pakistan / Flut / Hochwasser / Zeltlager
Kamp pengungsi di Sukkar, provinsi Sindh (23/08)Foto: AP

Harus Tunjukkan Kartu Identitas

Tetapi mereka yang tidak dapat menunjukkan kartu tanda pengenalnya, tidak akan diterima di tempat penampungan. Memang tanpa kartu identitas orang tidak akan mendapat bantuan. Itu dibenarkan pemimpin kamp pengungsi Imran Shah. Ada orang-orang, yang hanya mengaku pengungsi, misalnya pengemis profesional atau juga orang-orang, yang ingin mendapat keuntungan dari bantuan yang diberikan negara.

Berapa lama tempat penampungan itu dibutuhkan? Imran Shah tidak mau berspekulasi. Terlalu luas daerah yang ditutupi air, terlalu besar dampak negatifnya. Walaupun banjir nantinya akan surut, banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan untuk waktu lama. Kota Karachi, yang sudah menampung banyak orang dari semua bagian Pakistan dalam beberapa tahun terakhir, akan terus meluas.

Sabina Matthay / Marjory Linardy

Editor: Asril Ridwan