1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Adakah Teknologi untuk Menggeser Trayektori Orbit Asteroid?

Esteban Pardo
17 Maret 2023

Asteroid 2023 DW yang baru ditemukan, menurut NASA ada kemungkinan dapat menabrak Bumi. Apakah sudah ada teknologi untuk menggeser trayektori orbit Asteroid untuk menghindari tabrakan dengan Bumi?

https://p.dw.com/p/4OmF5
Asteroid 2023 DW tahun 2046 berpotensi masuk orbit Bumi dan bertabrakan
Asteroid 2023 DW yang baru ditemukan Februarai lalu, berpotensi menabrak Bumi tahun 2046.Foto: NASA/ZUMAPRESS.com/picture alliance

"Kami terus melakukan pelacakan, dan asteroid 2023 DW yang baru ditemukan, kecil kemungkinannya akan menabrak Bumi pada tahun 2046”, kata NASA Asteroid Watch dalam cuitannya Twitter.

Peluang akan terjadi impak adalah 1 berbanding 560, ujar NASA. Atau jika diterjemahkan dalam cara yang lebih positif, peluangnya 99.8% asteroid 2023 DW akan melintasi Bumi pada jarak aman dan umat manusia bisa merasa lega.

Data asteroid 2023 DW

Asteroid 2023 DW ditemukan 26 Februari 2023. Para ilmuwan menaksir diameternya sekitar 50 meter dan jaraknya saat itu 22 juta kilometer dari Bumi. Sebagai referensi, Bulan mengorbit Bumi pada jarak sekitar 380.000 kilometer. Artinya, jarak ke asteroid baru itu sangat jauh dari Bumi.

Data dari Center for Near Earth Object Studies (CNEOS) NASA, asteroid 2023 DW mengorbit matahari dalam 271 hari. Namun, tentu saja tidak ada orbit benda langit yang benar-benar berupa lingkaran sempurna.

Dalam kasus asteroid terbaru ini, orbitnya yang "eksentrik" atau derajat penyimpangan dari orbit berupa lingkaran, menurut perhitungan para astronom, akan memicunya melintasi Bumi dalam jarak paling dekat pada 14 Februari 2046, tepat pada hari Valentine. Ilmuwan bergurau, ini sebuah fenomena kosmis yang romantis.

Kalkulasi terbaru menunjukkan, saat itu jarak terdekatnya ke Bumi pada kisaran 2.776.537 km. 

Ilmuwan perlu waktu prediksi orbit asteroid baru

Situs Web NASA Eyes on Asteroids menunjukan visualisisasi realtime tiga dimensi dan informasi tentang semua asteroid dan komet yang sudah dikenal yang diklasifikasikan sebagai objek langit dekat Bumi atau NEO. Dan setiap objek dekat Bumi dengan diameter lebih dari 140 meter, dengan orbit melintas Bumi, dimasukkan kategori obyek berpotensi bahaya, PHO.

Jika ada asteroid baru terdeteksi, seperti 2023 DW, NASA menyatakan perlu waktu cukup panjang menghimpun data untuk mereduksi ketidakpastian dan prediksi yang tidak tepat orbit tahunan benda langit itu di masa depan.

Pasalnya, makin panjang dan makin banyak observasi dilakukan, makin bagus model yang bisa dibuat, terkait bagaimana pergerakan asteroid di seputar matahari, dan akan bisa lebih baik memprediksi kapan, dan apakah trayektori benda langit itu akan bersilangan dengan Bumi.

Teknologi DART untuk cegah tabrakan dengan benda langit

NASA pada 26 September 2022 sukses menabrakkan sebuah wahana ruang angkasa ke sebuah asteroid, sebagai uji coba perdana untuk mengubah trayektori sebuah benda langit.

Misi yang diberi nama DART atau Double Asteroid Redirection Test, sengaja ditabrakkan ke asteroid kecil Dimorphos, yang mengorbit sebuah asteroid lebih besar yang diberi nama Didymos. Kedua asteroid itu tidak masuk katerogori berpotensi ancaman menabrak Bumi. Namun, dua asteroid itu dinilai cukup bagus sebagai objek uji coba.

Dimorphos berdiameter sekitar 160 meter atau tiga kali lipat lebih besar dari asteroid 2023 DW. Sebagai referensi, asteroid yang jatuh ke Bumi 66 juta tahun silam dan memusnahkan dinosaurus diameternya sekitar 10 kilometer.

Melacak Asal-Usul Kehidupan Lewat Material Asteroid

"Jika sebuah asteroid berdiameter 160 meter seperti Dimorphos jatuh di sebuah kota, itu akan berdampak maut bagi kota bersangkutan dan akan meninggalkan lubang kawah berdiameter lebih dari satu kilometer," kata Thomas Zurbuchen, yang saat diwawancara DW tahun 2021 sebelum misi DART diluncurkan, menjabat sebagi administrator di Science Mission Directorate NASA.

DART menjadi sebuah misi pembuktian konsep dari National Near-Earth Object Preparedness Strategy and Action Plan AS, yang menggawangi program persiapan untuk melindungi Bumi, jika terjadi sebuah potensi impak benda langit yang mengorbit dekat Bumi-NEO.

NASA pada bulan Maret 2023, merilis makalah temuan teranyar dari misi DART. NAA menyimpulkan, teknologi membelokkan trayektori asteroid dari DART, yang disebut "kinetic impactor" terbukti mengubah orbit Dimorphos. Ini akan menjadi model untuk kalkulasi setiap ancaman yang ditimbulkan oleh asteroid baru yang ditemukan di masa depan.

Namun, NASA juga menyebutkan diperlukan waktu peringatan yang mencukupi, dalam hal ini minimal beberapa tahun atau lebih bagus beberapa dekade. Jadi, jika NASA menilai ada potensi ancaman dari asteroid baru 2023 DW, mereka punya cukup waktu 23 tahun untuk melakukan prediksi yang akurat.

(as/ha)