1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Tanpa Rusia, SpaceX Terbangkan Empat Astronot

16 November 2020

SpaceX milik Elon Musk meluncurkan penerbangan berawak keduanya, dengan membawa empat astronot. Peluncuran tersebut mengakhiri sembilan tahun ketergantungan Amerika Serikat pada Rusia terkait perjalanan luar angkasa.

https://p.dw.com/p/3lLGs
Peluncuran Roket Falcon 9
Foto: REUTERS

Perusahaan penerbangan transportasi luar angkasa Amerika Serikat (AS), SpaceX yang didirikan oleh Elon Musk meluncurkan empat astronot ke International Space Station (ISS) atau Stasiun Luar Angkasa Internasional pada hari Minggu (15/11).

Roket Falcon 9 lepas landas dari Pusat Antariksa Kennedy di Florida, membawa tiga orang Amerika yakni Michael Hopkins, Victor Glover, Shannon Walker, dan satu orang Jepang Soichi Noguchi dalam penerbangan berawak kedua yang diluncurkan oleh SpaceX.

Kapsul Crew Dragon yang baru dirancang telah diakui ketahanannya oleh kru mengingat banyak kendala yang terjadi tahun ini, terutama pandemi virus corona.

Kapsul tersebut dijadwalkan tiba di stasiun luar angkasa pada Senin (16/11) pukul 11 malam waktu setempat dan akan menetap di sana hingga musim semi. Penerbangan selama 27 jam itu sepenuhnya dengan sistem otomatis tetapi kru dapat mengambil kendali kapan saja.

Kru Resilience termasuk komandan Michael Hopkins, bersama dengan dua astronot NASA lainnya, Victor Glover dan Shannon Walker. Mereka bergabung dengan Soichi Noguchi yang melakukan perjalanan ketiganya ke luar angkasa setelah sebelumnya terbang dengan pesawat ulang-alik AS pada 2005 dan Soyuz Rusia pada 2009.

Presiden yang diproyeksikan menang pemilu AS Joe Biden memberi selamat kepada NASA dan SpaceX atas peluncuran tersebut, dan menyebutnya sebagai "bukti kekuatan sains."

Sementara itu, Presiden Donald Trump menyebut misi ini "hebat."

Wakil Presiden Mike Pence, yang menghadiri peluncuran bersama istrinya Karen, mengatakan peluncuran itu menandai "era baru dalam eksplorasi ruang angkasa manusia di Amerika."

Peluncuran di tengah pandemi COVID-19

Pendiri SpaceX, Elon Musk, tidak dapat menghadiri peluncuran tersebut setelah mencuitkan bahwa "kemungkinan besar" terinfeksi COVID-19 yang moderat, namun ia masih mempertanyakan keakuratan hasil tesnya.

Kebijakan NASA mengharuskan siapa pun yang hasil tesnya positif, untuk melakukan isolasi mandiri. 

Semua astronot menjalani karantina bersama dengan keluarga mereka pada bulan Oktober lalu. Personel peluncuran di Kennedy juga diharuskan memakai masker dan membatasi jumlah tamu.

Pada Mei tahun ini, SpaceX menyelesaikan misi demonstrasi yang membawa dua astronot ke ISS dan kembali dengan selamat.

Mengakhiri ketergantungan pada Rusia

NASA berharap peluncuran itu menandai awal penerbangan awak reguler ke stasiun luar angkasa dari tanah Amerika, mengakhiri ketergantungan sembilan tahun pada Rusia untuk tumpangan di roket Soyuz-nya.

Badan antariksa AS akhirnya dapat berhenti membeli kursi di roket Soyuz Rusia, yang terakhir berharga $ 90 juta atau Rp 1,2 triliun. Tetapi ketergantungan AS pada Rusia tidak akan berakhir sama sekali, menurut administrator NASA Jim Bridenstine.

"Kami ingin melakukan pertukaran kursi di mana astronot Amerika dapat terbang dengan roket Soyuz Rusia dan kosmonot Rusia dapat terbang dengan kendaraan awak komersial," katanya, menjelaskan hal itu perlu jika salah satu program tidak berfungsi untuk jangka waktu tertentu.

NASA mengakhiri program Pesawat Ulang-Alik pada tahun 2011 yang gagal membuat perjalanan luar angkasa terjangkau dan aman. Pada 2014, badan antariksa tersebut mengontrak SpaceX dan Boeing untuk mengembangkan kapsul antariksa guna menghilangkan ketergantungan AS pada roket Rusia.

Sementara SpaceX melakukan penerbangan keduanya yang sukses, di saat program Boeing menemui hambatan setelah gagal uji coba Starliner.

ha/pkp (AP, AFP, Reuters)