1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tangkal Penyusup, Israel Akan Bangun Pembatas dengan Mesir

12 Januari 2010

Sebuah pagar pembatas dan menara pengawas bakal dibangun di perbatasan dengan Mesir. Tujuannya untuk mencegah penyusupan ekstrimis dan imigran gelap

https://p.dw.com/p/LR0n
PM Israel Benjamin NetanyahuFoto: AP

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui rencana pembangunan pagar pembatas dan menara pengawas di sepanjang sebagian perbatasan dengan Mesir untuk mencegah masuknya imigran ilegal dan ekstrimis.

Ribuan imigran gelap yang kebanyakan berasal dari Afrika menyusup ke Israel melalui perbatasan dengan Mesir dalam beberapa tahun terakhir. Banyak diantaranya berasal dari kawasan krisis Darfur di Sudan. Para imigran ilegal itu mengungsi dari konflik yang terjadi di negaranya atau mencoba mencari peruntungan di Israel.

Netanyahu mengungkapkan Israel akan tetap menerima para pengungsi dari negara yang dilanda konflik. Tetapi tidak dapat membiarkan puluhan ribu imigran gelap menyelundup ke Israel lewat perbatasan dan membanjiri Israel dengan pekerja ilegal, tandas perdana menteri Israel itu.

Menteri dalam negeri Israel dari partai Shas, Eli Yishai, memuji keputusan Netanyahu tersebut: "Saya pikir, pembangunan pembatas ini merupakan ide hebat. Bagus hal itu dilakukan. Saya mengucapkan selamat pada perdana menteri atas keputusan tersebut. Saya pikir dia tidak dapat mengambil keputuan lain, itu perlu. Kalau tidak bakal ratusan ribu orang masuk ke sini. Penilaian profesional pejabat imigrasi, kementrian, ini tepat bahwa hal ini akan terjadi di Israel.“

Proyek pembangunan pagar pembatas ini akan memakan waktu dua tahun dan menelan biaya sekitar 270 juta Dollar AS. Pagar yang dibangun tidak mencakup keseluruhan perbatasan, yang mencapai 266 km penjangnya. Sementara menara pengawas dibangun untuk memantau dan mencegah penyusupan ekstrimis.

Namun pihak keamanan Mesir di utara Sinai mengaku tidak mendapatkan informasi resmi dari pejabat Israel, berkaitan rencana tersebut. Seorang sumber di dinas keamanan Mesir mengatakan, proyek itu merupakan urusan dalam negeri Israel, yang tidak ada urusannya dengan Mesir, sepanjang pagar tersebut dibangun di atas tanah Israel.

Dalam beberapa bulan terakhir, kepolisian Mesir bersama Israel telah berusaha untuk mengontrol wilayah perbatasan, menyusul meningkatnya jumlah perdagangan manusia melalui Mesir. Sejak Mei lalu, kepolisian Mesir telah menembak mati sedikitnya 17 orang imigran.

Israel juga membangun tembok pembatas kontroversial di dalam dan sekitar Tepi Barat Yordan. Disebutkan pagar kawat berduri dan tembok pemisah diperlukan di lokasi ini untuk menghentikan aksi serangan bom bunuh diri. Sejauh ini tembok pembatas telah dibangun setengah dari keseluruhan tembok yang direncanakan, yaitu sekitar 670 km. Tembok pembatas ini memisahkan Israel dari Jalur Gaza di selatan, sementara jaringan pagar kawat berduri dan beraliran listrik dibangun sepanjang perbatasan dengan Libanon dan Suriah di utara.

Sementara itu, Mesir membangun pembatas di bawah tanah di perbatasan dengan jalur Gaza, untuk mencegah penyelundupan senjata melalui terowongan bawah tanah. Pembangunan perbatasan ini mendapat protes keras dari para aktivis Palestina. Mereka menuding Mesir membangun pembatas bawah tanah tersebut demi kepentingan Israel.

AP/AS/rtr/dpa