1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taliban Diduga Tembak Mati Penulis India

Edith Koesoemawiria6 September 2013

Penulis India, yang kisahnya dijadikan film "Escape from Taliban" (Lolos dari Cengkeraman Taliban), ditembak mati di Afghanistan.

https://p.dw.com/p/19d5g
Foto: Sebastian D'Souza/AFP/Getty Images

Menjelang penarikan pasukan internasional, Aghanistan semakin mencekam bagi kaum perempuan. Belakangan terjadi serangkaian serangan terhadap perempuan yang dikenal memperjuangkan hak-haknya. Rabu (04/09/13) penulis Sushmita Banerjee, 49, ditembak mati.

Banerjee, yang dalam "A Kabuliwala's Bengali Wife" (Istri Bengali Kabuliwala) mempublikasikan catatan hariannya sebagai perempuan di bawah kekuasaan Taliban, diseret dari rumah dan ditembak mati. Polisi propinsi Paktika mengatakan, tubuhnya dipenuhi sampai 24 peluru.

Afghanistan Straßenszene Straße in Kabul
Sebuah jalan di KabulFoto: ROBERTO SCHMIDT/AFP/Getty Imagesmages

Jenazahnya ditemukan Kamis (05/09/13) pagi sekitar 3 kilometer dari rumahnya. Begitu keterangan kepala polisi Paktika, Jenderal Dawlat Khan Zadran yang menduga keterlibatan kelompok militan Taliban. "Rumahnya digerebek sekitar pukul 11 malam hari Rabu, kemudian dia dibawa pergi dan ditembak mati.”

Suami Banerjee, Jaanbaz Khan, mengatakan ketika pagar dibuka, dua orang berturban menerobos masuk. Tuturnya, “Merek memukuli saya, lalu mengikatkan kain penutup mata, dengan tangan dan kaki yang terikat saya dikunci dalam sebuah kamar. Mereka menyeret pergi istri saya. Esok paginya, saya dibebaskan oleh keluarga yang berkunjung dan menemukan saya."

Dipecut karena Menolak Burqa

Menurut Khan, sejak kembali ke Afghanistan tahun ini istrinya tidak menerima ancaman dari Taliban. Juru bicara, Zabihullah Mujahid, menyangkal keterlibatan Taliban dalam penembakan ini.

AP Iconic Images Afghanistan Frauen in Burkas
Foto: AP

Selama berkuasa (1996-2001), Taliban melarang perempuan mendapatkan pendidikan, ikut pemilu maupun untuk bekerja. Perempuan juga dilarang keluar dari rumah, keculi sudah mendapatkan izin dan dikawal seorang lelaki keluarganya.

Banerjee yang berasal dari Kalkutta, pindah ke Afghanistan pada 1989 setelah menikah. Suaminya seorang pengusaha Afghanistan. Setelah pindah ke agama Islam, Banerjee menggunakan nama Sayed Kamala dan membuka apotek.

Namun kemudian Taliban mencapnya sebagai "perempuan dengan moral buruk", ia dipecut karena menolak memakai burqa. Ia juga dipaksa menutup apoteknya.

Gelombang teror terhadap perempuan

Dalam bukunya diceritakan, ia melarikan diri ke Pakistan, tapi ditemukan oleh kelurga suaminya dan dibawa kembali ke Afghanistan. Namun akhirnya ia berhasil meyakinkan Taliban untuk mengirimnya ke kedutaan India, yang membantunya pulang ke India.

Afghanistan Polizistin Islam Bibi erschossen
Letnan Pol. Islam Bibi tewas ditembak, setelah kepolisian Afghanistan mulai merekrut perempuan.Foto: picture-alliance/empics

Sebelum penembakan itu, Banerjee yang sudah menetap lagi di Afghanistan, tengah membuat dokumentasi mengena kehidupan para perempuan di Paktika. Begitu ungkap ketua Serikat Jurnalis Afghanistan, Faheem Dashty. Menurut penerbitnya di India, Sushmita Banerjee berencana menulis buku tentang Afghanistan.

Gelombang terror terhadap perempuan dalam enam bulan terakhir di Afghanistan, termasuk penculikan anggota parlemen Fariba Ahmadi Kakar bulan lalu dan penembakan seorang polisi perempuan di Kandahar Juli tahun ini.


ek/hp (rtr/afp/ap)