1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Takut Ditangkap, Wakil Perdana Menteri Israel Batalkan Kunjungan Luar Negeri

29 Oktober 2009

Lewat radio militer mantan kepala staf angkatan bersenjata yang sekarang menjabat wakil perdana menteri Israel, Moshe Ya'alon, menjelaskan mengapa ia membatalkan lawatannya ke Eropa.

https://p.dw.com/p/KIms
Moshe Ya'alonFoto: picture-alliance/ dpa

"Saya selalu mengatakan kepada perwira militer, bagi kami telah jelas, bahwa ketika mendaftar menjadi tentara, dituntut kesediaan untuk mengorbankan jiwa. Makanya saya bersedia membatalkan lawatan ke Eropa dan memberikan ruang bagi pihak militer untuk mempertahankan keamanan negara,“ dikatakan Moshe Ya’alon.

Moshe Ya'alon termasuk ke dalam sejumlah politisi dan perwira militer Israel yang dituduh sebagai penjahat perang oleh kelompok yang pro Palestina di Eropa. Di Inggris pengacara Yahudi, Daniel Makover, mengkoordinir usaha kelompok Palestina untuk mengajukan mereka ke pengadilan. Makover yang berasal dari Israel bersama mitranya dari Palestina dan Inggris hendak menuntut politisi dan perwira militer Israel yang betanggung jawab dalam apa yang disebut " pembnuhan terarah". Ia mendakwa mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Moshe Ya'lon terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap pimpinan Hamas Salah Shehadeh di Jalur Gaza bulan Juli tahun 2002 lalu. Dalam serangan itu juga tewas 14 warga sipil.

Kepada radio militer Israel Daniel Makover mengatakan, "Kami akan melihat bahan bukti, untuk mendakwa prajurit, perwira atau politisi tertentu dengan tuduhan melakukan kejahatan perang. Apakah bahan buktinya kuat? Apakah sistem hukum di negara ini dapat diyakinkan, bahwa terdapat bukti yang cukup sesuai dengan patokan pengusutan bagi tindak kriminal. Dan kesemuanya tidak diragukan lagi.“

Kelompok pro Palestina di Eropa, di pekan atau bulan mendatang dapat mencapai keberhasilan dari langkah yang dilakukannya tersebut. Sementara Israel tetap menolak tuntutan dunia internasional untuk membentuk komisi pengusut Perang Gaza, yang terjadi akhir tahun 2008 lalu. Dalam perang di Jalur Gaza, lebih dari 1400 warga Palestina tewas. Sebagian besar diantaranya warga sipil.

Jaksa Penuntut di Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag atau Mahkamah Internasional PBB dapat aktif mengusut kejahatan perang yang dilakukan Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Tapi itu tergantung dari bagaimana sidang umum PBB menanggapi laporan Goldstone mengenai perang tersebut.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak merupakan penentang yang gigih terhadap laporan Goldstone. Ia mengatakan, "Israel harus mengatasi laporan Goldstone. Kami tidak akan mengijinkan dibentuknya sebuah komisi untuk melakukan pengusutan, yang meminta pertanggungjawaban seorang pewira dan prajurit.“

Kelompok pro Palestina sendiri menghendaki untuk menangkap Ehud Barak sebagai penjahat perang dalam kunjungannya di Inggris awal Oktober lalu. Tapi pihak kehakiman Inggris menolaknya.

Sebastian Engelbrecht/Asril Ridwan

Editor: Agus Setiawan