1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Waktu Terbaik "New Deal" di Eropa

Ute Schaeffer28 Mei 2013

Kartu dibagi ulang dan sejumlah kartu as dibagi kepada remaja. Dalam KTT tenaga kerja di Paris, semua sepakat. Remaja Eropa butuh lapangan kerja, lebih banyak pekerjaan. Komentar pemimpin redaksi DW Ute Schaeffer.

https://p.dw.com/p/18fSg
ARCHIV - Junge Demonstranten, die zur Bewegung "15-M" gehören, sitzen auf einem Platz in Madrid, Spanien, am 14.05.2012. Sie protestieren gegen die Spar- Arbeitsmarkt- und Bildungspolitik der spanischen Regierung. Die Arbeitslosigkeit in den Krisenländern Südeuropas liegt laut einer Studie auch im weltweiten Vergleich auf Rekordniveau. Das geht aus einer Länderanalyse hervor, die Internationale Arbeitsorganisation (ILO) in Genf für die «Financial Times Deutschland» erstellt hat. Demnach liegt die Erwerbslosenquote in Spanien und Griechenland mit über 24 beziehungsweise über 22 Prozent höher als in allen Ländern, für die entsprechende Daten vorliegen. EPA EPA/Javier Lizon +++(c) dpa - Bildfunk+++
Demonstrasi warga muda di SpanyolFoto: picture-alliance/dpa

"New Deal" artinya kira-kira: Kartu dikocok baru. Tapi sejak tahun 1930-an istilah itu di Amerika Serikat juga sinonim dengan kesuksesan reformasi ekonomi dan sosial. Kala itu Presiden AS Franklin D. Roosevelt memaksakan New Deal sebagai jawaban terhadap krisis ekonomi dunia, dan mencapai sukses besar. Reformasi yang dilakukan berhasil mengatasi keadaan darurat terparah dan memberi semangat baru bagi generasi yang dilanda kebingungan. Dan meskipun krisis ekonomi dunia terjadi, Amerika Serikat, berbeda dengan Jerman, tetap meneruskan haluan demokrasi.

Kini yang terjadi mirip, karena di Uni Eropa seperempat warganya yang berusia di bawah 25 tahun, tidak punya tempat kerja dan pendidikan. Di Yunani dan Spanyol jumlah ini hampir separuhnya. Krisis keuangan dan ekonomi menciptakan generasi muda yang tidak bersemangat. Karena dimana dilakukan penghematan, di sana juga kurang dilakukan pendidikan, kurang pekerjaan, kurang dilakukan pembelian. Banyak lapangan kerja yang hilang.

Warga muda ini sudah membekali diri dengan pendidikan bagus tapi tetap tanpa perspektif. Generasi yang hilang. Sebuah generasi yang tidak percaya lagi terhadap sistem sosial dan politik yang bernaung di bawah atap Eropa. Sebuah sistem yang sebetulnya muncul dengan tujuan melindungi warganya dari pembatasan dan kemiskinan.

"Eropa" bagi banyak warga muda adalah sebuah kekecewaan. Dan dengan begitu secara tidak langsung dipertanyakan, apakah model Eropa yang berdasarkan norma keadilan dan kebebasan, di masa depan masih dapat bertahan. Sebuah alasan bagus, untuk bertindak cepat dan tidak hanya memformulasikan tujuan-tujuan.

Kredibilitas Eropa Dipertanyakan

Dalam pertempuan puncak tenaga kerja di Paris semua sepakat. Warga muda Eropa perlu pekerjaan. Lebih banyak dan segera! "New Deal for Europe" diharap menciptakannya. Kini penting, bahwa New Deal cepat tercapai dan terasa sampai pada remaja.

Kerusuhan baru-baru ini di Swedia menunjukkan: Dimana terjadi pembatasan dan kemiskinan, dimana tidak ada perspektif, di sana mudah terancam kekerasan. Maka demokrasi kehilangan landasan dan partisipasi, seperti yang ditunjukkan turunnya jumlah pemilih di negara-negara baru Uni Eropa. Maka gagasan populis dan radikal mendapat pendukung.

Ute Schaeffer, Chefredakteurin DW-Radio/DW-WORLD.DE. Die Bildrechte liegen bei der DW. Zulieferer: Birgit Görtz
Ute Schaeffer, pemimpin redaksi DWFoto: DW

Jika Eropa kehilangan seluruh generasi, maka gagasan Eropa akan diragukan, karena ini berdasarkan norma dasar keadilan dan kebebasan. Ini beranjak dari gagasan, bahwa di mana pun di Eropa terdapat perspektif yang setara dan bagus untuk hidup dan bekerja. Dimana Eropa tidak terjebak dalam zona perkembangan yang berbeda-beda, seperti yang terjadi saat ini.

Sejauh ini solusi untuk masalah tidak hanya penting bagi remaja, melainkan juga bagi Eropa. Yakni menciptakan kembali kredibilitas dan mengupayakan, bahwa gagasan Eropa adalah gagasan yang memiliki masa depan.