1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Tujuh Milyar Orang Butuh Politik Global

28 Oktober 2011

Penduduk Jerman akan berkurang dari 82 juta tahun 2000 jadi 71 juta tahun 2050. Tendensi sama dapat dilihat di negara Eropa lainnya. Ini akan menyebabkan pergeseran dalam keseimbangan di dunia. Komentar Ute Schaeffer.

https://p.dw.com/p/130zp
ARCHIV - Menschenmassen drängeln sich am 30.03.2010 über eine Haupstraße in Tokio.Mit einer Weltbevölkerung von 6,834 Milliarden Menschen hatte das Jahr 2010 begonnen. Seitdem wächst die Zahl pro Sekunde um durchschnittlich 2,6 Erdenbürger. Foto: EPA/KIMIMASA MAYAMA (zu dpa: "Weltbevölkerungstag 2010: "Jeder zählt" vom 06.07.2010) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Gambar simbol: massa manusia di TokyoFoto: picture-alliance/dpa

Dunia tidak akan kiamat karena sekarang penghuninya menjadi tujuh milyar orang. Sumber pangan dan bahan mentah di seluruh dunia juga cukup, setidaknya sampai saat ini. Jadi jumlah tujuh milyar atau hari, saat penduduk dunia mencapai jumlah itu, bukan hal yang harus diperhatikan. Yang penting adalah, apa konsekuensi politis dan ekonomis dari perkembangan ini. Terutama, bagaimana politik kita harus berubah, agar dapat menyesuaikan diri dengan tantangan dari jumlah penduduk dunia yang semakin besar.

Apa sebenarnya yang akan terjadi? Relasi antara negara industri maju dan negara berkembang serta ambang industri akan terbalik. Perkembangan terbesar jumlah penduduk dapat dicatat di negara-negara termiskin dunia. Sebaliknya penduduk Eropa usianya semakin tua. Menurut perhitungan Uni Eropa, hingga tahun 2020, benua tua Eropa memerlukan 25 juta imigran, agar standar hidup dan sistem penjagaan lainnya dapat terus berfungsi.

Eropa akan menjadi satu-satunya wilayah dunia yang menyusut secara demografis dalam beberapa dasawarsa mendatang. Hingga 2050, jumlah penduduk Eropa akan berkurang dari 731 juta menjadi 664 juta orang. Pengurangan terbesar terutama akan terjadi di Eropa tengah, timur dan selatan. Akibat masalah ini saja, perkembangan ekonomi Eropa akan menurun drastis.

Ini bukan berarti memandang masa depan dengan pesimis. Melainkan memikirkan langkah efektif secara politis bagi dampak global perkembangan ini, karena kenaikan jumlah penduduk akan menggeser relasi bobot di dunia. Akibatnya sangat besar bagi keamanan, stabilitas dan kemakmuran di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun ke depan, usia rata-rata rakyat Yaman sudah 32 tahun lebih muda daripada rata-rata penduduk Eropa. Seratus tahun lalu, hanya 220 juta orang tinggal di kota-kota besar. Tahun 2050, jumlahnya akan menjadi lima milyar. Mereka yang tidak punya air maupun tanah untuk memberi makan keluarganya akan beralih ke masyarakat perkotaan yang makmur.

Tetapi politik luar negeri Jerman, juga politik ekonomi dan perkembangan, tetap ragu dalam mengambil langkah untuk menjawab tantangan. Eropa mengambil langkah benar dan menjadi pengecualian. Eropa berusaha menyamakan langkah di antara anggota-anggotanya, di bidang politik luar negeri dan terhadap tetangga-tetangganya. Tetapi jika masalahnya kepentingan ekonomi, juga kepentingan yang berkaitan dengan bahan mentah, setiap negara Eropa berusaha maju dan mengambil langkah sendiri.

Politik bagi dunia yang jumlah penduduknya tujuh atau sembilan milyar tidak dapat dilandaskan pada ide negara nasional. Kepolisian dunia, seperti yang diadakan AS dalam langkah sendiri mereka untuk mengintervensi di daerah-daerah krisis, tidak akan berhasil untuk jangka panjang. Yang diperlukan adalah langkah-langkah multilateral dan institusi yang diperluas secara konsekuen.

Untuk itu contohnya banyak, dua di antaranya: bantuan NATO bagi Libya yang dijalankan selaras, juga dukungan bagi Pengadilan Pidana Internasional. Tetapi menciptakan politik yang berlaku bagi sembilan milyar orang berarti setiap pihak harus menekan kepentingan sendiri. Cakupannya antara lain, pengendalian pembagian sumber daya alam secara lebih baik, politik perkembangan yang tidak hanya menjadi instrumen bagi kemanusiaan, melainkan menjadi politik di berbagai bidang yang berdampak pada sikap kita sebagai konsumen, agar dapat mengerti politik ekonomi.

Politik bagi sembilan milyar anggota masyarakat dunia tidak bisa menerima kompromi usang dalam KTT iklim beberapa pekan mendatang di Durban. Politik itu juga tidak boleh bersikap sabar, jika Eropa menggunakan politik perkembangan untuk memperbaiki ketidak seimbangan di dunia, yang diciptakan Eropa akibat kepentingan ekonominya dan subsidi pertanian.

Politik dunia harus dapat mengantisipasi secara efektif tantangan itu, dan menjelaskan kepada rakyat yang memberikan suara dalam pemilihan umum, bahwa perkembangan di sebuah kawasan dunia berkaitan erat dengan kemerosotan di bagian lain. Juga, bahwa perbedaan besar dalam hal kemakmuran tidak dapat dibiarkan untuk jangka waktu lama.

Chefredakteurin Ute Schaeffer
Foto: DW

Jadi politik bagi sembilan milyar orang di dunia harus bertujuan untuk mencapai hak-hak dan kewajiban sama, juga kesempatan dan risiko sama bagi semua orang. Ini bukan tugas politik yang ringan, dan pasti bukan tugas politik, yang hanya dikaitkan dengan usaha menang dalam pemilihan umum mendatang.

Ute Schaeffer

Editor: Marjory Linardy