Tajuk: Annapolis Hanya Langkah Kecil, Tidak Lebih
29 November 2007
Diharapkan perdamaian akan kembali ke Timur Tengah. Sampai akhir tahun depan, pihak utama yang terkait ingin meraih tujuan ini. Sasaran yang patut dipuji, dimana para peserta konferensi di Annapolis ingin menyampaikan ucapan selamat.
Jika saja semua semudah itu. Sasaran yang baik paling tidak dalam bentuk gagasan dan pernyataan di masa lalu juga tidak kurang, seperti halnya jadwal dan batas waktu. Semua berlalu tanpa hasil yang diharapkan. Kalau begitu apa yang akan berbeda sekarang?
Di sini upaya untuk merumuskan peraturan perdamaian tidak boleh dianggap remeh. Di pihak lain sangat aneh tentunya, jika tanpa pendekatan yang benar-benar dalam pertanyaan mendasar konflik Timur Tengah, ada peluang lebih besar sekarang dibandingkan dengan masa lalu.
Hal ini juga menimbulkan rasa tidak enak, bahwa pemikiran di sini lahir semata dari suatu keinginan. Dan terutama dari pihak presiden Amerika Serikat George W. Bush, yang sedikitnya ingin masa jabatannya berakhir dengan keberhasilan di bidang politik luar negeri.
Tapi ia tidak memperhatikan bahwa pernyataan adanya keinginan saja tidak cukup. Jika tidak kami sudah sejak lama menjadikan Irak yang damai, bebas dan demokratis sebagai contoh bagi kawasan Arab lainnya.
Paling tidak Presiden Bush telah berjanji bahwa Amerika Serikat akan berperan sebagai suatu badan pengawas perdamaian Israel-Palestina, melakukan tekanan yang diperlukan terhadap kedua belah pihak. Ini tentunya hal yang baru, setelah presiden yang sama di awal masa jabatannya langsung mengumumkan mengambil jarak dari setiap perundingan Timur Tengah dan sekarang begitu menyesali akan terjadinya stagnasi selama bertahun-tahun.
Yang juga benar dan baik, dimana Bush menyatakan secara terbuka dan jelas mendukung berdirinya negara Palestina. Ia bukanlah presiden Amerika Serikat pertama yang melakukannya. Tapi jika pada saat Bill Clinton hal itu kedengarannya masih seperti impian, pada Bush hal itu terdengar sudah seperti target untuk perundingan
perdamaian 12 bulan mendatang.
Memang suatu kemajuan. Tapi sang presiden tampaknya masih belum mengerti bahwa jalan menuju sasaran itu tidak hanya sekedar membubarkan sejumlah tempat pemukiman ilegal, melainkan juga bahwa pemukiman di Tepi Barat Yordan seluruhnya harus ditutup. Selama ini tidak ada yang seperti Bush, yang selama masa jabatan kepresidenannya mendukung politik Israel di kawasan yang dikuasainya, sekarang untuk menjamin kompetensinya ia harus lebih jelas lagi, bahwa di masa depan semuanya akan berbeda.
Dari segala skeptis yang ada: Di Annapolis dicapai langkah menuju arah yang benar. Namun jarak perbedaan menuju sasaran hanya berkurang sedikit. Agar semakin mendekati sasaran itu, diperlukan langkah-langkah selanjutnya dan pengalaman dengan para aktor di Timur Tengah seperti juga presiden ini mengajarkan kepada kita: Hal itu akan berjalan buruk.