1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Aib CIA - Obama Tidak Bisa Menyingkirkan Masa Lalu Begitu Saja

26 Agustus 2009

Presiden Barack Obama sudah menetapkan bahwa CIA dicabut monopolinya untuk melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka teroris. Tapi Aparat Kehakiman AS tetap memerintahkan dilakukannya pemeriksaan menyeluruh.

https://p.dw.com/p/JIrT

Sebetulnya President AS Obama ingin berlibur dan mencurahkan seluruh pikirannya bagi reformasi Undang Undang Kesehatan. Hal terakhir yang diinginkan Obama saat ini adalah silang pendapat mengenai masa lalu CIA dan pertanyaan bagaimana Amerika kelak menangani agen rahasianya sendiri, yang di masa lalu -atas perintah Bush dan Cheney- melakukan penyiksaan mengerikan, guna memeras pengakuan dari tersangka teroris.

Obama lebih suka menyimpan masa lalu itu di lemari arsip, sesuai motto, pada prinsipnya kita tahu apa yang terjadi waktu itu. Obama ingin mengarahkan pandangan ke depan. Kelak, tidak boleh ada lagi monopoli CIA dalam interogasi di penjara khusus milik AS, entah itu Bagram atau Guantanamo. Sudah berlalu pula masa-masa dimana penyidik CIA mendelegasikan interogasi dengan penyiksaan kepada pihak swasta seperti perusahaan penyedia jasa keamanan Blackwater, sebagai trik agar penyidik bebas dari tuduhan.

Interogasi keras boleh, tapi penyiksaan tidak. Kelak, apa yang terjadi pada interogasi khusus di sel-sel khusus, harus dilaporkan kepada presiden. Dengan begitu, menurut Obama, apa yang dilakukan Bush dan Cheney tidak akan terulang. Kelak, Komite Internasional Palang Merah juga harus memperoleh akses ke penjara-penjara khusus. Ini semua diyakini Obama dapat mencegah pengungkapan masa lalu CIA yang menyakitkan, juga dapat menenangkan para pegiat hak sipil Amerika.

Tapi itu tak akan berhasil. Karena Obama berhadapan dengan seseorang yang tidak akan membiarkan berkas-berkas penyelidikan dengan mudah disingkirkan ke lemari arsip. Eric Holder, Jaksa Agung AS pertama yang berkulit hitam. Holder adalah pendukung dan sekutu terkuat Obama. Tapi untuk soal ini ia adalah sekutu yang sangat tak menyenangkan. Karena Holder ingin agar semua kejahatan, yang terjadi atas nama CIA, diungkap secara konsekuen lewat penyidikan khusus.

Holder mempelajari dengan intensif semua berkas rahasia dan adalah tepat pendapatnya bahwa sebuah dinas rahasia yang tangguh bernama CIA hanya bisa diwujudkan jika orang-orang yang terlibat dimintai pertanggungjawaban. Baik itu agen dinas rahasia ataupun orang-orang seperti Bush dan Cheney. Walaupun kehadiran keduanya di depan pengadilan sulit dibayangkan.

Strategi Obama untuk menyingkirkan masalah bisa dipahami secara psikologis. Gunungan tugas masa depan mengancam akan menimbun ia. Mimpi buruk reformasi Undang Undang Kesehatan, Guantanamo, Afghanistan, defisit anggaran negara dan kelumpuhan ekonomi, menghantui Obama sepanjang waktu. Untuk pertama kalinya ia menyadari bahaya kegagalan dalam beberapa hal. Terlalu berat jika masih harus ditambah dengan melemahnya CIA. Tapi, sudah lama sepak terjang dinas rahasia ini melenceng jauh. CIA hanya bisa bangkit jika berani bertanggungjawab. Lawan Obama, Eric Holder, bertindak tepat.

Mungkin, liburan tidak hanya akan memberi Obama tenaga baru, tetapi juga pemahaman dalam soal CIA, bahwa penyingkiran masa lalu pada dasarnya berarti penghancuran ide-idenya sendiri.

Ralph Sina

Editor: Renata Permadi