1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Adu Kuat Washington dan Teheran

Peter Philipp12 Juli 2006

Dalam sengketa Atom Iran, Eropa hanya memainkan peran sampingan.

https://p.dw.com/p/CPDO
Ali Larijani (kiri) dan Pejabat Uni Eropa Javier Solana (kanan)
Ali Larijani (kiri) dan Pejabat Uni Eropa Javier Solana (kanan)Foto: AP

Eropa sangat berharap bahwa Iran akan menyetujui usulan kompromi yang sudah disampaikan dalam Konsultasi anggota tetap Dewan Keamanan PBB bersama Jerman. Paling sedikit Iran bisa memberi sinyal positif untuk usulan itu. Tapi dalam pertemuan terakhir antara ketua juru runding Iran Ari Larijani dan pejabat urusan luar negeri Uni Eropa Javier Solana ternyata tidak dicapai kemajuan sedikitpun. Larijani hanya sekedar menanggapi dengan pernyataan, masih ada beberapa hal yang belum jelas dan jalan masih panjang.

Apa yang belum jelas, Larijani tidak menjelaskannya. Jadi pembicaraan Larijani sebenarnya hanya punya satu tujuan, yang sebenarnya sudah terlihat sejak dulu. Iran ingin mengulur waktu. Iran sekaligus ingin menunjukkan pada dunia, bahwa mereka tidak mau didikte, apalagi oleh Amerika Serikat. Sikap ini memang berlawanan dengan pernyataan yang sering dikeluarkan Iran, bahwa usulan negara-negara barat mengandung juga ‚hal-hal positif’. Larijani juga tidak menjelaskan apa ‚hal-hal positif’ itu.

Jadi situasinya tetap sama seperti dulu. Iran tidak menanggapi usulan Barat dan mengacuhkan ancaman Amerika Serikat. Washington sudah memperingatkan, jika Iran lagi-lagi tidak memberi tanggapan positif, sengketa ini akan dibawa ke Dewan Keamanan.

Amerika Serikat seharusnya tau, ancaman seperti ini adalah cara terbaik untuk membuat Iran menunjukkan sikap keras. Orang Iran sangat percaya diri. Mereka juga tau, ancaman dengan sanksi Dewan Keamanan hanya akan jadi ancaman kosong. Amerika Serikat sudah pernah membawa kasus ini ke Dewan Keamanan. Ternyata tidak dicapai kesepakatan antara anggota Dewan Keamanan tentang langkah selanjutnya. Akhirnya kasus itu dikembalikan ke Badan Atom Internasional IAEA di Wina.

Sekarang, presiden Amerika Serikat George W Bush berharap, di pertemuan puncak negara-negara industri G-8 ia bisa membujuk Rusia dan Cina mendukung politiknya. Kedua negara berulangkali menegaskan, mereka memang menentang adanya senjata nuklir di iran, tapi mereka siap memberi lebih banyak waktu kepada Teheran.

Apa yang terjadi selama 3 tahun terkahir ini, sebenarnya adalah adu kuat antara Washington dan Teheran. Eropa boleh sedikit terlibat, tapi tidak dalam peran utama. Uni Eropa tidak punya kapasitas dan juga tidak punya kepentingan untuk menekan Iran. Amerika Serikat sebenarnya punya kekuatan, tapi tidak punya minat terlibat konflik dengan Iran, sehubungan dengan situasi di Irak.

Jadi, negara-negara Barat akan menunggu sampai tanggal 22 Agustus. Pada hari itu, Iran menyatakan akan menyampaikan jawabannya. Tidak jelas mengapa tanggal itu dipilih. Tapi sebelum hari itu, prakarsa apapun yang dimulai hanya merupakan buang waktu saja.