1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taiwan dan Cina Siap Gelar Pertemuan Bersejarah

4 November 2015

Pemimpin Cina dan Taiwan siap gelar pertemuan resmi pertama sejak Taiwan menyempal tahun 1949. Situasi politik di Taiwan jelang pemilu parlemen kini terbagi dua tanggapi rencana pertemuan di Singapura itu.

https://p.dw.com/p/1GzHw
Taiwanischer Präsident Ma Ying Jeou und chinesischer Präsident Xi Jinping
Foto: picture-alliance/dpa

Presiden Cina Xi Jinping dan rekan sejabatnya dari Taiwan Ma Ying-jeou akan menggelar pertemuan resmi pertama di Singapura hari Sabtu (07/11/15). Ini merupakan pertemuan bersejarah dari dua pimpinan negara yang terlibat perseteruan sengit sejak 66 tahun silam. Taiwan menyempal dari Cina pada tahun 1949 setelah perang saudara berkpanjangan.

Kedua pihak akan membahas isu menjaga perdamaian di kedua sisi selat Taiwan. Beijing hingga kini memandang Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya yang “membelot”. Cina bahkan pada tahun 2005 mengesahkan undang-undang anti –pemisahan dan mengancam tindakan militer, jika Taiwan berniat memisahkan diri. Sebagai simbol dari ancaman serangan militer itu, Cina mengarahkan 1000 peluru kendalinya ke arah Taiwan.

China Militärparade in Peking 70. Jahrestag Ende 2. Weltkrieg Bildergalerie
Parade kekuatan militer Cina dengan pamer rudalFoto: Reuters/D. Sagolj

Sementara ini sentimen politik di Taiwan menjelang digelarnya pemilu parlemen bukan Januari tahun depan juga makin panas. Partai nasionalis Taiwan, Kuomintang, dalam jajak pendapat terbaru diramalkan akan kalah oleh partai oposisi Partai Demokratik Progresif (DPP). Presiden Ma sesuai aturan masa jabatan presiden, tidak bisa lagi mencalonkan diri pada pemilu mendatang. Sejumlah media di Jerman menanggapi hati-hati dan skeptis pada pertemuan itu.

Presiden Ma Ying-jeou selama masa jabatannya dikenal getol mendorong kerjasama ekonomi dengan Cina daratan. Ia menandatangani kesepakatan penting dalam tema bisnis dan pariwisata. Namun sejauh ini tidak ada pertanda kemajuan dalam sengketa politik antara Taipeh dengan Beijing. Sikap warga Taiwan menanggapi rencana pertemuan itu terbagi antara pro dan kontra. Partai oposisi menuding pertemuan hanya bertujuan mendongkrak popularitas partai Kuomintang yang merosot belakangan ini. Aksi protes menentang pertemuan di Singapura itu juga marak di Taiwan,

Taiwan Proteste gegen Präsidententreffen Ma Ying-jeou und Xi Jinping
Protes marak di Taiwan menentang rencana pertemuan Ma dan Xi di Singapura.Foto: Reuters/P. Chuang

Dalam pertemuan di Singapura Sabtu ini, juga tidak akan ada penandatanganan kesepakatan atau publikasi pernyataan bersama di akhir pertemuan. Walau begitu para pejabat tinggi di Beijing menyebut pertemuan ini sebagai monumen bersejarah dalam hubungan kedua pihak. “Ini pertemuan pragmatis untuk membahas perbedaan pandangan politik diantara dua pihak yang terpisah oleh Selat Taiwan serta salah satu aspek dalam prinsip Satu Cina,“ ujar Zhang Zhijun direktur departemen Taiwan-Cina di Beijing. Juga pemerintah Amerika Serikat, yang menjadi mitra tradisional Taiwan, menyambut positif rencana pertemuan di Singapura.

as/yf (rtr,afp,dpa,twitter)