Dua orang dituduh melakukan pelanggaran karena membakar Al-Qur'an di depan masjid dan tempat umum lainnya.
https://p.dw.com/p/4k25h
Salin URL
Iklan
Dua pria di Swedia akan diadili dengan tuduhan ujaran kebencian karena membakar sebuah Al-Qur'an pada 2023. Pembakaran Al-Qur'an itu memicu kemarahan umat Muslim dunia dan menimbulkan kekhawatiran akan adanya serangan balasan di Swedia.
Umat Islam mempercayai Al-Qur'an sebagai firman yang langsung diturunkan oleh Allah secara harfiah. Karena itu, menodainya merupakan pelanggaran berat.
Namun, para kritikus mengatakan bahwa Swedia, salah satu negara paling liberal di dunia, seharusnya menanggapi pembakaran Al-Qur'an sebagai bentuk kebebasan berbicara yang dilindungi oleh hukum.
Di sisi lain, jaksa Swedia mengatakan bahwa kedua orang tersebut dituduh melakukan "pelanggaran agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional.”
"Kedua pria itu dituntut karena telah membuat pernyataan dan memperlakukan Al-Qur'an dengan cara tersebut untuk mengekspresikan penghinaan terhadap umat Islam karena keyakinan mereka,” kata jaksa senior Anna Hankkio dalam sebuah pernyataan.
Menurut Otoritas Kejaksaan Swedia, pembakaran terjadi dalam empat waktu yang berbeda, di mana kedua pria itu membakar kitab suci umat Islam di luar masjid dan di tempat-tempat umum lainnya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
'Dilindungi' di bawah konstitusi Swedia, kata pengacara
Salah satu dari kedua pria itu tidak memberikan komentar atas tuduhan tersebut, sementara pria lainnya berbicara kepada kantor berita Reuters melalui pengacaranya, dan membantah melakukan kesalahan apa pun.
Iklan
"Izin yang diberikan sehubungan dengan demonstrasi tersebut dilindungi oleh niat klien saya. Hak-haknya dilindungi oleh konstitusi Swedia,” ujar Mark Safaryan, pengacara salah satu pembakar Al-Qur'an, kepada Reuters.
Alquran 700 Meter Ini Ditulis Tangan
Pria Mesir ini menulis Alquran sepanjang 700 meter dengan tulisan kaligrafi. Tak tamat sekolah, maestro menulis indah ini belajar otodidak dari buku-buku yang dibeli dari hasil berjualan pakaian.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Maestro kaligrafi dari distrik kecil
Saad Mahmed (Mohammed) Heshish berasal dari distrik kecil Bilqina, El Mahalla, Gharbia, Mesir. Ia menghabiskan tiga tahun menulis tangan dan menghiasi mahakarya Al Quran yang dianggap terpanjang di dunia. Jika gulungan Al Quran ini dibuka panjangnya mencapai 700 meter.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Karya artistik yang menarik
Karya Al Quran sepanjang 700 meter juga memuat pengantar, nama-nama suci Allah dan indeks pada bagian akhir. Demikian dikutip dari Al Arabiya Net, situs online Al Arabiya News Channel, yang memuat kisah perjalanan artistik Saad. Idenya adalah membuat tulisan tangan kitab suci Al Quran yang dilengkapi dengan hiasan dan warna yang terlihat atraktif dan nyaman dipandang.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Dengan biaya sendiri
Sehari-hari Saad berprofesi sebagai pemilik toko pakaian. Kepada Al Arabiya Net, Saad menceritakan bahwa dia tidak menyelesaikan pendidikan formal, namun berhasil mendidik dirinya sendiri. Dia menghabiskan sebagian besar keuntungan dari toko pakaian untuk membeli buku kaligrafi dan belajar secara otodidak..
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Penuh keindahan dan hiasan
Belajar seni kaligrafi tulisan Arab, mimpi Saad adalah menulis Al Quran terbesar di dunia yang penuh keindahan dan kaya hiasan. Halaman-halaman Alquran uniknya dihiasi dengan formasi penuh warna serta desain dekoratif dan simbolis.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Gunakan bahan alami
Saad menggunakan bahan alami campuran yang ia beli dari "al-Attar" (toko rempah-rempah) untuk pewarnaan. Selain ramah lingkungan ini juga mengurangi biaya bahan-bahan yang digunakan.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Pengerjaaan penuh kehati-hatian
Versi kecil Al Quran pertama ditulis 1996 juga selama tiga tahun. Saad menjelaskan bahwa tidak mudah untuk menulis dengan tangan karena memerlukan ketepatan luar biasa untuk mencegah kesalahan agar tidak mengacaukan keseluruhan proses dan karyanya. Dia senang menjadi orang yang cerdik dalam menulis firman Tuhan dengan cara ini, yang menurutnya sesuai dengan kesucian Alquran.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Sulit dibawa-bawa
Hampir tidak mungkin membawa-bawa kitab suci sebesar ini keluar rumah, karena bentuknya amat besar.Karena itu Saad menyimpan Al Quran unik itu di rumahnya. Dinding dan langit-langit rumahnya juga penuh hiasan dekoratif warna-warni.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Ingin karyanya tercatat di buku rekor dunia
Saad Mohammed ingin mendaftarkan hasil karyanya itu ke dalam Guiness World Record. Menurut catatan Record, sementara ini rekaman yang mereka miliki adalah Al Quran terbesar di dunia hasil cetakan. Jadi belum ada versi tulisan tangan. (Ed: ap/as/alarabiya/rtr)
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
8 foto
1 | 88 foto
Pemerintah Swedia telah merespons pembakaran Al-Qur'an dengan kecaman dan berusaha menegakkan hukum kebebasan berbicara dan berkumpul yang dilindungi oleh konstitusi.
Peristiwa pembakaran Al-Qur'an juga menyebabkan ketegangan hubungan antara Swedia dan beberapa negara Timur Tengah.
Pada Juli 2023, para pengunjuk rasa Irak menyerbu kedutaan besar Swedia di Baghdad sebanyak dua kali, yang kemudian memicu kebakaran di dalam gedung kedutaan.
Kemudian pada bulan Agustus, badan intelijen Swedia, Sapo, menaikkan level ancaman teror setelah pembakaran Al-Qur'an menjadikan negara itu sebagai "target prioritas” untuk serangan teror.