1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekJepang

Susul India, Jepang Luncurkan Misi 'Moon Sniper' ke Bulan

7 September 2023

Misi Jepang ke bulan akhirnya diluncurkan, setelah dua minggu lalu India berhasil mendaratkan pesawatnya di kutub selatan Bulan.

https://p.dw.com/p/4W2TA
Jepang luncurkan misi ke bulan
Pendarat Jepang diperkirakan akan mencapai permukaan bulan pada awal tahun 2024Foto: Kyodo News/AP/dpa/picture alliance

Jepang pada hari Kamis (07/09) meluncurkan misi ke Bulan setelah mengalami beberapa kali penundaan akibat kondisi cuaca buruk.

Roket H2-A meluncur dari Pusat Antariksa Tanegashima di selatan Jepang, menurut Badan Antariksa Jepang (JAXA).

Roket ini membawa pendarat "Moon Sniper" milik Jepang, yang diperkirakan akan mencapai permukaan bulan dalam waktu empat hingga enam bulan.

Melatih Astronot untuk Misi Baru ke Bulan

Upaya Jepang untuk melakukan pendaratan presisi

Sistem pendaratan Jepang, yang secara resmi disebut ‘Smart Lander for Investigating Moon' (SLIM) atau Pendarat Cerdas untuk Selidiki Bulan dirancang untuk dapat mendarat di Bulan dalam jarak 100 meter dari target tertentu. Jarak target tersebut jauh lebih presisi dari jarak pendaratan yang biasanya dapat mencapai perbedaan beberapa kilometer.

"Dengan menciptakan pendarat SLIM ini, manusia akan membuat pergeseran kualitatif untuk dapat mendarat di tempat yang kita inginkan dan bukan hanya di tempat yang mudah untuk mendarat," kata JAXA sebelum peluncuran.

Secara global, "belum ada contoh pendaratan yang tepat di benda-benda angkasa dengan gravitasi yang signifikan seperti di Bulan," tambah badan antariksa milik Jepang tersebut.

JAXA juga mengatakan bahwa pendaratan presisi seperti itu akan membuka jalur di masa depan, di mana pendaratan dapat dilakukan di planet dengan sumber daya yang lebih sedikit daripada Bulan.

Selain itu, roket misi kali ini juga membawa satelit penelitian yang dikembangkan oleh JAXA, NASA, dan Badan Antariksa Eropa (ESA).

Satelit penelitian ini diharapkan dapat mengamati angin plasma gas panas yang berhembus di alam semesta. Hal ini akan membantu memahami aliran massa dan energi, serta komposisi dan evolusi objek-objek ruang angkasa.

Jepang berharap misi kali ini sukses

Beberapa upaya pendaratan Jepang di Bulan memang sempat gagal, termasuk tahun lalu ketika Jepang mengirimkan wahana Omotenashi sebagai bagian dari program Artemis milik Amerika Serikat (AS).

Omotenashi digadang-gadang akan menjadi pendaratan di Bulan yang paling kecil sedunia, tetapi nahas wahana itu justru hilang kontak.

Pada bulan April, sebuah perusahaan rintisan Jepang bernama ‘ispace‘ juga gagal dalam upaya ambisiusnya untuk menjadi perusahaan swasta pertama yang mendarat di Bulan.

Peluncuran Jepang hari ini (07/09) dilakukan dua minggu setelah India, yang tercatat menjadi sebuah kemenangan bersejarah, berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 di dekat kutub selatan Bulan.

India adalah negara pertama yang mendaratkan pesawat luar angkasa di kutub selatan Bulan. Selain India, AS, Rusia, dan Cina merupakan negara-negara yang sukses mendaratkan wahana antariksa mereka di Bulan.

kp/ha (AFP, Reuters)