1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Memberikan Layanan Medis dengan Bersepeda

3 Oktober 2017

Perang saudara di Sudan Selatan membunuh pembangunan yang baru berusia seumur jagung. Kelangkaan infrastruktur paksa perawat memutar akal agar bisa melayani pasien yang membutuhkan pertolongan.

https://p.dw.com/p/2l8S4
Armut Kinder Hunger
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images

Memberikan Layanan Medis dengan Bersepeda

Di Sudan Selatan yang dicabik perang saudara, mereka adalah pertolongan medis satu-satunya.  Perawat Betty Olia dan Rosina Imolong memberikan layanan medis dengan bersepeda.

Kedua perempuan ini tiap hari bersepeda ke berbagai desa di provinsi Equatoria Timur. Ini pekerjaan berat berjam-jam di bawah sengatan matahari.

Keduanya bekerja untuk organisasi pertolongan Italia, AVSI. Organisasi itulah yang menyediakan sepeda dan obat-obatan.

Pemerintah Sudan Selatan tidak mampu memberikan layanan bagi warga. Tidak ada listrik. Tidak ada air bersih. Jalanan juga tidak ada.

Tergantung bantuan luar negeri

Yang memberikan pertolongan medis, jika ada, hanya organisasi bantuan dari luar negeri.

Separuh warga Sudan Selatan hidup di bawah garis kemiskinan. Sejauh ini mereka bisa bertani kecil-kecilan. Tapi kekeringan yang melanda sejak empat tahun terakhir mengubah segalanya, kata Rosina.

Ia berasal dari desa tak jauh dari desa ini, di sisi lain gunung. Rosina mengatakan, situasinya belum pernah seburuk sekarang. 

Rosina Imolong, menerangkan: "Warga di sisi gunung ini, sejak empat tahun menderita kesengsaraan. Tidak ada hujan, tidak ada makanan, tidak ada apun. Mereka bertahan hidup, dengan memungut buah-buahan dari semak."

Perang menyebabkan kelaparan. Pedagang menghindar dari sini, karena takut kehilangan nyawa mereka. Oleh sebab itu tidak ada barang dan bahan pangan yang datang. Kalau adapun, biasanya terlalu mahal untuk bisa dibeli warga.

Sekolah jadi barang mewah

Pelajaran sekolah sudah hampir seperti barang mewah. Di desa Isoke, Suster Paskwina mengajar di sekolah satu-satunya. Saat damai yang ia alami, adalah menjelang kemerdekaan Sudan Selatan tahun 2011. Tapi perdamaian itu cepat berlalu. Dua hari setelahnya, perang kembali meletus, dan terus berlangsung sampai sekarang. Meskipun demikian suster Paskwina berusaha melanjutkan pelajaran.

Suster Paskwina mengungkapkan: "Orang kehilangan harapan. Tidak ada lagi saling percaya, orang-orang putus asa."

Perawat Rosina dan Betty terus memberikan layanan kesehatan setiap hari. Mereka tidak percaya lagi, bahwa hidup akan segera jadi  lebih baik bagi warga Sudan Selatan. Tapi klinik sepeda ini masih jadi harapan bagi warga. Tanpanya, harapan hilang sepenuhnya.

(DWInovator)