1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sudahkan Jerman Belajar dari Bencana 2002?

Jeanette Seiffert4 Juni 2013

Genangan air terus naik. Situasi di daerah banjir di Jerman makin buruk. Bencana baru mengancam, 11 tahun setelah bencana banjir terakhir. Apakah Jerman menarik pelajaran dari bencana sebelumnya?

https://p.dw.com/p/18jTh
Foto: picture-alliance/dpa

Hujan deras dulu menyebabkan sungai Elbe dan anak sungainya meluap. Areal banjir yang sangat luas terutama menggenangi bagian timur Jerman. Banjir besar di tahun 2002 itu menyebabkan tema perlindungan terhadap banjir jadi topik utama dalam agenda politik dan masyarakat.

"Tapi ingatan terhadap bencana bersejarah itu sekarang sudah mulai terlupakan", kata Andreas Schumann, professor bidang ilmu ekonomi air di Universitas Bochum.

Problem terbesar dapat dilihat di daerah, di mana orang tinggal terlalu dekat dengan sungai. Di Jerman itu bisa dilihat dimana-mana. Schumann menekankan, daerah rawan banjir harus bebas dari bangunan.

Masalahnya, banyak orang menganggap ringan risiko banjir. Mereka biasanya lebih bertumpu pada tindakan perlindungan, misalnya pembangunan tanggul yang lebih tinggi dan lebih stabil.

Tanggul Definisikan Kesadaran

Ketika ditanya apa yang sudah dilakukan untuk perlindungan banjir, anggota parlemen negara bagian Sachsen dan pakar lingkungan Andreas Heinz menjawab, mereka sudah mendapat banyak dana. Sachsen yang terletak di Jerman Tenggara mengalami kerusakan paling berat di tahun 2002.

Uangnya digunakan untuk perbaikan tanggul, juga perluasan tempat penampungan yang jika diperlukan bisa menampung limpasan banjir. Walaupun itu bisa dibilang langkah maju, ia tetap memperingatkan, perlindungan teknis yang absolut terhadap banjir tidak ada. Orang harus terus memperhitungkan, apa yang terjadi jika perlindungan itu tidak berfungsi.

Bagi Winfried Lücking dari ikatan perlindungan alam BUND, yang penting adalah bagaimana mengurangi ancaman banjir secara efektif. Setelah bencana banjir tahun 2002, pemerintah Jerman yang lalu menetapkan moto bagi konferensi nasional perlindungan sungai: Memberi Sungai Ruang Lebih Besar.

Hochwasser Pirna Elbe
Di kota Pirna tim penolong berdiri di tengah jalanan yang tertutup air dari sungai Elbe (04/06/13)Foto: JOHANNES EISELE/AFP/Getty Images

Air sungai yang meluap harus bisa mengalir ke kawasan limpasan yang cukup luas. Jadi tanggul-tanggul penahan banjir harus dipindahkan dari tepi sungai. "Ini tidak dilakukan", kritik Lücking. Di tepi sungai Elbe hanya sedikit tanggul yang dipindahkan. Itupun sering kali setelah asosiasi perlindungan lingkungan melancarkan tekanan.

Tempat untuk Sungai, Bukan untuk Warga

Namun pemindahan tanggul bukan proyek kecil dan butuh waktu lama. "Juga relokasi warga yang bermukim di tepi sungai butuh waktu lebih dari 10 tahun", tambah Lücking.

Perencanaannya sulit, karena perlindungan terhadap banjir bertentangan dengan banyak kepentingan, misalnya dengan petani dan pemilik rumah yang tidak ingin kehilangan tanahnya. Anggota parlemen negara bagian Sachsen, Andreas Heinz tahu persis, terkait banyaknya protes terhadap upaya perlindungan yang sebenarnya ditujukan bagi warga sendiri.

Walaupun di masa depan politik dan masyarakat memang harus lebih mampu mengantisipasi cuaca yang ekstrem, banjir akan selalu melanda. Lagipula, selama orang masih bermukim di tepi sungai, banjir akan terus menyebabkan kerusakan.

"Setiap bencana banjir mengungkapkan kelemahan baru, karena setiap kejadiannya berbeda. Semakin kita mengamati kejadian ekstrem ini, semakin banyak yang bisa kita pelajari dari sikap alam yang penuh risiko," demikian dijelaskan Andreas Schumann, dari Universitas Ruhr. Tetapi secepat apa orang belajar dari pengalaman, itu masalah lain lagi.