1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suara Orang Jerman tentang Politik Mereka

Afri Budi25 September 2013

Pemilihan umum telah berakhir, Bagaimana orang Jerman melihat politik mereka hari ini?

https://p.dw.com/p/19mtG
Supporters of the Christian Democratic Union (CDU) stand on a balcony behind a banner reading 'Angie', the nickname of German Chancellor and conservative Christian Democratic Union (CDU) leader Angela Merkel, as they celebrates after first exit polls in the German general election (Bundestagswahl) at the CDU party headquarters in Berlin September 22, 2013. Chancellor Angela Merkel won a landslide personal victory in a German election on Sunday, putting her within reach of the first absolute majority in parliament in half a century, a ringing endorsement of her steady leadership in the euro crisis. REUTERS/Kai Pfaffenbach (GERMANY - Tags: POLITICS ELECTIONS)
Angie untuk Jerman 2005- 2009 - 2013Foto: Reuters

Partisipasi warga kali ini naik tipis. Jika dalam pemilu 2009 ada 70,8 persen orang Jerman yang memilih, maka kali ini angka itu naik menjadi 71,5 persen. Pemilu yang digelar pada masa krisis euro, tidak menggoyahkan posisi incumbent. Untuk ketiga kalinya, Angela Merkel terpilih sebagai pemenang dengan angka meyakinkan.

Pada hari pemilihan Minggu (22/9) lalu, Deutsche Welle (DW) mendatangi dua tempat pemungutan suara di Bonn. Mencari tahu pandangan warga Jerman tentang politik mereka.

Nada puas muncul dari sejumlah warga ketika ditanya pendapat mereka tentang kinerja pemerintah. Angela Merkel dinilai telah cukup menyumbang bagi kestabilan perekonomian dalam melewati krisis, tak hanya di dalam negeri tapi juga dalam menangani krisis di zone euro.

„Di satu sisi ia telah melakukan pekerjaan bagus, di sisi lain partai partai alternatif juga tak jauh lebih baik“ ungkap seorang warga sesaat setelah menggunakan hak pilihnya. Warga lainnya, yakni Sommer seorang yang berprofesi sebagai seorang dokter menilai Merkel: “Bisa menangani masalah dalam negeri. Dalam beberapa masalah ia cukup lihai“.

Meski cukup puas, tapi sejumlah warga memberi catatan terutama menyangkut dana pensiun, pelayanan kesehatan bagi orang cacat dan lansia, serta pengangguran dan pendidikan.

„Sejak beberapa tahun, itu terus dibicarakan dan diatur...". Tapi tetap saja tak ada yang berubah kata seorang pensiunan, Rainer Schek.

Pandangan kaum muda

Berbeda dengan golongan tua, generasi muda Jerman yang kebetulan ditemui oleh DW mengaku tidak begitu simpatik terhadap kepemimpinan Merkel. „Saya sudah membayangkan kalau Angela Merkel diganti, karena masyarakat tidak puas …“ kata Ida, 18 tahun yang untuk pertama kalinya mempunyai kesempatan memilih.

Ida mengaku sama sekali tak senang terhadap tindakan pemerintah terkait masalah G8. Menurut Ida, yang dikerjakan Angela Merkel dalam menjaga keutuhan Uni Eropa bukan hanya atas andil dia seorang, tapi juga jasa partai-partai lain.

Dalam isu pendidikan, Ida berharap, pemerintah mau memberikan kepada kaum muda hak untuk ikut memutuskan arah politik pendidikan.

Meski berbeda, generasi tua dan muda sependapat bahwa pemerintah seharusnya menaruh perhatian lebih terkait masalah pensiun. „Ini belum jadi kepentingan saya, tapi pensiun adalah isu penting“ kata Ida.

Senada dengan itu, Sommer mengatakan “Sistem pensiun saat ini belum bisa menjamin masa depan. Itu harus diubah ke dalam bentuk lain sehingga orang-orang tidak jatuh dalam resiko kemiskinan di hari tua”.

Aspirasi Golput di Jerman

Layaknya di Indonesia, tidak semua warga Jerman ikut pemilu.

Achim Müller seorang wiraswasta mengaku tidak ikut memilih karena pada pripsipnya ia telah kehilangan rasa percaya pada partai politik.

“Partai-partai politik hanya memberi janji –janji politik yang tidak bisa terialisasi.“

Menurut Achim, masalah publik seperti pelayanan bagi warga usia lanjut, pengangguran serta pembayaran upah yang layak, seharusnya diperdebatkan selama menjabat dan bukan saat pemilu.

Achim menunjuk: “ Masih ada pekerjaan harian dengan bayaran di bawah standar. Pekerja check-in pesawat hanya dibayar kotor 9 euro (per jam - red.) oleh Lufthansa, itu sudah jadi bukti kemiskinan”. Angka itu sangat kecil karena setelah pajak nilainya berkurang sangat banyak. Sebagai contoh, bagi para lajang yang belum menikah, pendapatan mereka akan dikenai pajak yang nilainya bisa hingga 50 persen.

Ketika DW bertanya apa yang harus diperbaiki di Jerman, Achim menjawab ”Pengurangan sistem birokrasi yang rumit dan pengurangan aturan hukum yang berlebihan" Sebaiknya pemerintah fokus pada persoalan nyata dan mendasar yakni pengganguran, pensiun dan perawatan sosial.