1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

310809 ISAF Richtlinien

31 Agustus 2009

Pasukan perlindungan ISAF merumuskan panduan strategis bagi tentaranya di Afghanistan. Dok

https://p.dw.com/p/JM9I
Tentara Jerman Bundeswehr, bagian pasukan perlindungan ISAF di AfghanistanFoto: AP

"Perang ini dapat dimenangkan bila kita berhasil meyakinkan rakyat dan bukan dengan menghancurkan musuh." Demikian judul yang tercantum di dokumen yang merumuskan strategi baru bagi pasukan perlindungan internasional ISAF. Jendral Stanley McChrystal, komandan pasukan ISAF dan penanda tangan dokumen baru ini tampaknya berusaha mengubah cara berpikir tentara yang bertugas di Afghanistan.

"Yang saya lakukan adalah mendorong pasukan untuk berhenti sejenak dan menganalisa, apa sebenarnya alasan kita berada di sini. Kita ada di Afghanistan untuk melindungi rakyat. Bila ini yang menjadi alasan utama kehadiran kita, maka sikap ini juga tercermin dalam tindakan kita."

Demkian disampaikan McChrystal kepada sekelompok wartawan asal Jerman baru-baru ini. Dalam dokumen tersebut McChrystal berargumen: Dalam perang biasa, sepuluh dikurangi dua hasilnya delapan. Kalau dua dari sepuluh pemberontak tewas maka sisanya delapan. Tapi di Afghanistan hitungannya berbeda. Sepuluh dikurangi dua hasilnya 20. Karena mereka yang tewas memiliki keluarga dan mereka mungkin saja bergabung dengan para pemberontak untuk membalas dendam. McChrystal mencontohkan:

"Bila ada pemberontak yang melepaskan tembakan ke arah patroli Jerman dari sebuah rumah dan pasukan Jerman meminta dukungan udara atau artileri maka dari cara pandang konvensional masuk akal untuk membombardir rumah itu. Tapi kalau kita berpikir lebih lanjut, mungkin pemberontak justru ingin agar rumah tersebut dibom agar warga sipil juga menjadi korban untuk membangkitkan kebencian terhadap pasukan asing, maka secara moral dan juga dari tujuan utama misi, pemboman rumah itu adalah suatu kesalahan."

Jatuhnya korban sipil adalah masalah besar bagi pasukan asing. Makin banyak korban yang tak bersalah jatuh, makin besar pula kemarahan terhadap pasukan barat di Afghanistan. Sebuah strategi baru yang diluncurkan beberapa pekan lalu seharusnya membawa perubahan positif. Tapi McChrystal mengakui, tak mudah untuk mengubah strategi pasukan yang terlatih untuk berperang dengan cara-cara dan persenjataan konvensional.

"Kita harus memahami rakyat dan melihat segala sesuatunya dari sudut pandang mereka" demikian tercantum dalam dokumen strategi baru. Lebih lanjut tertulis: "Tiap tindakan kita harus mencerminkan perubahan ini: mulai dari cara mengendarai mobil atau menerbangkan pesawat, cara berpatroli. Juga penggunaan kekerasan."

"Saya kira, menjalin kontak dengan rakyat jauh lebih efektif dan penting daripada menyerang musuh.Tak hanya mencoba memahami situasi rakyat tapi sedapat mungkin berusaha melindungi mereka. Hal ini harus kami perbaiki."

Demikian ungkap komandan ISAF McChrystal.Beberapa pekan lalu, anggota militer yang menolak untuk menyebutkan namanya memuji strategi baru ISAF sebagai haluan yang sesuai dan bijak. Meski mereka juga mengaku ragu apakah strategi ini dapat dijalankan dalam situasi perang. Pekan-pekan mendatang akan menunjukkan apakah dokumen strategi baru USAF di Afghanistan membuahkan hasil.

Kai Küstner/Ziphora Robina
Editor: Hendra Pasuhuk