1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210410 Afghanistan ISAF

22 April 2010

Stanley McChrystal tidak memenuhi gambaran klise serdadu Amerika Rambo. Perawakannya kurus, pipinya cekung. Tidak bisa dibohongi, kehidupan yang keras atau pendidikan militer meninggalkan jejak di tubuh dan wajah itu.

https://p.dw.com/p/N2CQ
Stanley McChrystalFoto: AP

Keras adalah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok sang jendral. Dan tugas keras, tugas militer yang mungkin paling sulit di dunia yang kini diembannya adalah perang melawan Taliban. Tapi, "Saya tidak berpikir kita akan kalah. Kita akan menang.“ Kata-kata paling tegas yang bisa diharapkan para wartawan dalam wawancara dengan komandan pasukan NATO di Afganistan. McChrystal tidak suka bicara keras, juga tidak panjang lebar. Ia bicara hati-hati, tenang. Dan entah bagaimana hal itu cocok dengan strateginya.

"Kenyataannya saya yakin bahwa menjalin hubungan dengan rakyat Afghanistan, berinteraksi dengan mereka, dan melakukan segala hal yang mungkin untuk melindungi mereka, seringkali jauh lebih efektif dan penting daripada fokus untuk menyerang musuh. Saya yakin, kita harus berusaha untuk memperbaikinya."

Karena itu, Agustus tahun 2009 lalu, McChrystal mengeluarkan garis pedoman baru yang ditujukan bagi semua tentara di Afghanistan. Terangkum dalam satu kalimat, "lebih penting melindungi rakyat sipil daripada membunuh Taliban".

Beberapa hari setelah Komandan ISAF mengeluarkan pedoman baru, awal September 2010, pasukan Jerman yang namanya cukup baik, memerintahkan pemboman terhadap dua truk tangki bahan bakar dibajak Taliban di Kundus. McChrystal segera mendatangi lokasi, ikut memeriksa tempat kejadian dan -menurut para pengamat- terlihat berang.

Namun kini, juga beberapa minggu setelah tragedi truk tangki tersebut, dalam wawancara dengan stasiun pemberitaan ARD, McChrystal memuji pasukan Jerman. Pekerjaan mereka bagus, kata McChrystal. Tapi ia juga paham betul betapa sulit menjelaskan misi tersebut kepada publik Jerman.

"Saya pikir warga Afghanistan patut menerima bantuan agar dapat maju secara politik, di dalam negeri. Saya juga percaya bahwa stabilitas di kawasan sangat penting. Mungkin 100 atau 200 tahun lalu ini hanya kawasan yang diketahui orang lewat buku dan tidak mempengaruhi hidup mereka. Tapi dunia kini berbeda. Presiden Obama menugaskan agar jangan sampai Aghanistan kembali menjadi persembunyian aman, di mana serangan teroris internasional bisa dilancarkan dari sini lagi.“

Hal tersebut, kata Jendral McChrystal, semoga dipertimbangkan juga oleh masyarakat Jerman dalam menilai misi militer di Afghanistan.

Kai Küstner/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid