1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Solider Tentang Kekerasan Pada Polisi

Anna Peters15 Februari 2014

Aksi kekerasan yang menimpa polisi di Jerman makin meningkat. Keprihatinan ini melahirkan sebuah aksi solidaritas masyarakat yang menentang kekerasan terhadap polisi.

https://p.dw.com/p/1B8rc
Foto: picture-alliance/dpa

Profesi polisi kini menjadi lebih berisiko. Sejak beberapa tahun ancaman bahaya terhadap polisi semakin meningkat. Mereka yang menyerang polisi telah lupa bahwa mereka tak hanya menyerang seragam tapi juga melukai orang dibalik seragam itu, kata Markus Vogt seorang polisi berusia 40 tahun.

Sebuah bentrokan sengit terjadi di Hamburg bulan Desember lalu antara polisi dan aktivis yang menentang rencana penutupan pusat kebudayaan “Rote Flora. Dalam bentrokan tersebut sekelompok orang yang diduga adalah kelompok radikal sayap kiri melempari polisi dengan batu dan botol.

Dalam kejadian tersebut dilaporkan 120 orang polisi mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya mengalami luka berat. Sehari sebelum bentrokan, 20 Desember 2013, sekelompok orang tak dikenal dilaporkan telah melakukan penyerangan terhadap markas kepolisian di Hamburg, Davidwache menggunakan batu dan bom cat.

Solidaritas untuk Polisi

Andreas Hallaschka, tak habis pikir, mengapa polisi bisa sampai diserang menggunakan batu dan semprotan merica. Di akun Facebooknya ia menulis, “Apakah kita sedang menunggu korban mati pertama?“

Prihatin atas aksi penyerangan tersebut, Hallaschka yang berprofesi sebagai jurnalis kemudian tergerak untuk melakukan sebuah aksi solidaritas dengan membuka akun di Facebook untuk menggalang dukungan bagi polisi di Davidwache. Pada awalnya akun tersebut dibuat untuk temannya, namun hanya beberapa hari setelah akun tersebut dibuka, akun itu telah mendapat 50.000 orang fans.

Sebagian besar orang yang bergabung menjadi anggota Facebook tersebut ingin menunjukkan rasa solidaritas mereka. Di halaman Facebook tersebut di muat foto-foto masyarakat yang dibuat di depan Davidwache untuk memberikan dukungan pada polisi. Salah satu foto menarik adalah foto anak-anak kecil yang sedang tersenyum genit menggunakan seragam polisi yang kebesaran.

Markus Vogt
Markus VogtFoto: privat

Pesan yang ingin disampaikan dari foto-foto tersebut adalah ”Lihat kami berdiri mendukung Kalian”. Hallaschka mengatakan, sampai saat ini orang menerima begitu saja kekerasan yan terjadi pada polisi di Hamburg, akan tetapi dengan adanya diskusi kelompok di Facebook ini, jadi semakin jelaslah bahwa orang tak ingin atau tak akan begitu saja menerima kejadian tersebut.

Facebook ajang diskusi pro dan kontra

Akun Facebook yang dibuat oleh Hallaschka itu kemudian tak hanya dipakai untuk mendiskusikan dan membahas masalah yang berkaitan dengan aksi penyerangan markas kepolisian Hamburg, tapi juga tema-tema lain seputar kekerasan yang terjadi pada polisi dan orang-orang berseragam di Jerman.

Statistik kriminal kepolisian mencacat, tahun 2011 sampai 2013 terjadi peningkatan aksi penyerangan terhadap polisi dari sekitar 53.000 kali menjadi sekitar 60.000 kali per tahun. Konkritnya, rata-rata seorang polisi di Jerman mengalami 165 kali penyerangan setiap hari.

Sejak akun ini didirikan, Hallaschka telah menerima banyak sekali surat dari seluruh Jerman. “Ada cerita tentang polisi yang tak lagi bisa menjalankan tugasnya karena telah mengalami ganguan mental dan fisik yang sangat berat", katanya. Di akun tersebut seorang polisi, Christian Boening juga menulis “kami tak punya lobi di politik dan kami juga tak punya lobi di media. Kami ini adalah alat untuk mencapai tujuan.“

Sayangnya, tak hanya dukungan yang disampaikan lewat akun ini, akun ini juga digunakan oleh beberapa orang untuk menjelekkan polisi. "Sering sekali orang berargumen di akun kami, jika polisi boleh menggunakan masker, saya pun harusnya juga boleh!, kemudian saya berkata: tidak! Itu tidak dibolehkan" kata Hallaschka. Ia berpendapat, menurutnya beberapa orang sering tak punya kesadaran mendasar terhadap mana yang salah dan mana yang benar.