1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Solidaritas Dunia Barat Terhadap Umat Kristen Koptik

6 Januari 2011

Usai serangan di Alexandria, kedua gereja besar di Jerman mendemonstrasikan rasa solidaritas tinggi dengan umat Kristen Koptik. Begitu juga di belahan dunia lainnya.

https://p.dw.com/p/zuLd
Foto: AP

Harian Katolik La Croix yang terbit di Paris berkomentar tentang pesta Natal umat Kristen Koptik yang jatuh pada tanggal 7 Januari mengikuti kalender Julian :

"Dunia barat juga bisa jatuh dalam jebakan religi. Solidaritas dengan umat Kristen di belahan timur dunia bisa dengan mudah disalahgunakan. Khususnya, jika disertai dengan seruan yang menjatuhkan Islam. Pandangan ini bisa menambah kesalahpahaman antara pemeluk agama yang berbeda dan mendorong aksi kekerasan. Umat Koptik seharusnya didukung, karena kebebasan beragama adalah hak asasi semua manusia, baik yang beragama Kristen, Muslim, Yahudi atau pun yang tidak memeluk agama tertentu. Perlindungan kebebasan ini adalah perlindungan bagi semua manusia. Demikian pesan tahun baru Paus Benediktus XVI."

Latar belakang serangan di Aleksandria dikomentari oleh harian kiri liberal La Republicca yang terbit di Roma :

"Roti dibawa ke gereja Santo Markus dan Petrus tempat terjadi serangan di malam tahun baru untuk merayakan pesta natal umat Koptik. Namun, cukup dengan melihat wajah para jemaat untuk mengerti, bahwa ini akan menjadi pesta natal penuh derita dan ketakutan. Takut akan tujuan para pelaku serangan untuk memecahkan kesatuan warga Mesir. Karena ada resiko, bahwa kebersamaan ini akan berakhir. Pemerintah Mesir tidak secara cuma-cuma mengeluarkan poster berisi jawaban bagi para teroris - di bawah bulan sabit dan salib tertera : "Saya warga Mesir dan saya menentang teror." Namun, ketegangan tetap terasa di seluruh belahan dunia."

Harian Perancis Paris Normandie yang terbit di Rouen menulis tentang situasi di Pantai Gading, dimana Presiden Laurent Gbagbo menolak untuk melepaskan jabatannya :

"Adu kekuatan di Pantai Gading terus berlangsung. Kita telah paham, bahwa Laurent Gbagbo tidak mau menyerahkan kekuasaannya. Sendiri melawan seluruh dunia, ia ngotot menyatakan diri sebagai presiden terpilih negaranya, walau pun pengamat pemilu internasional disana telah menyatakan saingannya sebagai pemenang pemilu. Bagaimana blokade ini bisa diakhiri? Komunitas ekonomi Afrika Barat, ECOWAS, yang beranggotakan negara-negara tetangga Pantai Gading, mengancam akan melancarkan intervensi militer. Perancis, negara yang dulu pernah menjajah Pantai Gading dan memiliki 900 tentara disana, tidak terdengar suaranya dan mengharapkan terwujudnya solusi dari pihak Afrika. Setiap orang disana takut akan terjadinya pertumpahan darah."

Terakhir, harian Inggris Independent berkomentar tentang harga minyak yang terus naik :

"Memang harga minyak mentah yang semakin tinggi berarti bahaya bagi perkembangan ekonomi, namun ini juga kesempatan bagi negara-negara di dunia untuk melipatgandakan usahanya dalam mengembangkan sumber energi alternatif dan lebih bersih. Perkembangan ini juga akan mewujudkan lapangan kerja baru di negara yang tidak memiliki banyak uang dan merangsang konjungturnya. Inggris bisa turut bersaing dalam sektor energi baru ini. Lagipula ini membantu perang melawan perubahan iklim, yang hampir terlupakan akibat pertentangan antara produsen minyak yang kaya dan konsumen yang putus asa menyangkut produksi dan konsumsi. Dunia harus membebaskan diri dari ketergantungan terhadap minyak bumi."

Vidi Legowo-Zipperer / dpa

Editor : Agus Setiawan