1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Smartphone di Atas Roda Empat

Henrik Böhme12 September 2013

Dalam pameran otomotif internasional IAA, ada satu pertunjukan ynag mencuri perhatian: Self-driving cars, mobil melaju tanpa pengemudi di belakang setir.

https://p.dw.com/p/19gO9
Merecedes Benz S500 Intelligent Drive Quelle: Daimler AG Frei zur Verwendung für Pressezwecke.
Foto: Daimler AG

Pemimpin Daimler Dieter Zetsche menyukai pertunjukan megah. Dalam pameran otomotif international ( IAA ) tahun ini di Frankfurt, ada sentuhan khusus: Zetsche duduk di bangku belakang sebuah S -Class, mobil itu melintas ke panggung- tanpa supir di belakang kemudi! "S500 Intelligent Drive“ demikian nama jenis kendaraan itu. Mobil itu dapat melaju bebas di jalanan sepanjang 100 km tanpa pengemudi di belakang setir.

Mobil dikemas dengan sensor dan terus-menerus online. Bagaikan smartphone empat roda, mobil ini bisa berbicara. Menurut para pakar otomotif, ini adalah langkah luar biasa dan memberikan kesempatan aktor-aktor lain: Nokia, Croesus yang dulu bergerak di dunia telefon genggam mencium peluang baru: Termasuk juga bagi pemasok utama seperti Bosch dan Delphi - dan raksasa internet seperti Google. Perusahaan di Kalifornia itu cukup lama membuat percobaan panjang dengan Toyota dan juga dapat membayangkan membangun mobil tersebut sendiri.

Revolusi dalam industri otomotif ?

Bagi pakar otomotif Stefan Bratzel ini suatu hal yang menarik. Perubahan teknologi besar sering datang dari aktor yang bermain di luar industri, ujar direktur dari Pusat Otomotif di Perguruan Tinggi Ilmu Terapan Bergisch Gladbach. “Dan sejauh ini Google merupakan kasus menarik dalam topik self-driving cars, bahwa ternyata sektor tertentu dapat lebih jauh berkolaborasi." Ini juga bisa berarti bahwa produsen mapan dapat mempercepat proyek-proyek pengembangan mereka. "Saya meyakini, self-driving cars merupakan topik penting dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan yang dapat mengubah fondasi sektor industri tertentu.

Quelle: Continental Frei zur Verwendung für Pressezwecke. via: DW/H. Böhme
Bekerja memakai sensorFoto: Continental

Industri otomotif pun memasang kuda-kuda dan berharap dapat mengembangkan bidang itu sendiri. Terutama karena banyaknya sistem yang dapat digunakan: mulai dari perangkat navigasi sampai dengan sensor hujan. Hal lain yang juga menjadi dorongan pengembangan mobil cerdas semacam ini datang dari mobil elektrik. Kepala pengembangan Volkswagen Heinz - Jakob Neusser mengatakan, saat ini sistem jaringan sudah disertakan dalam pembuatan mobil elektrik, yang juga menggantikan sistem mobil-mobil konvensional " Ya, karena ini penting untuk mengoptimalkan arus lalu lintas." Ujarnya. Ditambahkannya, pengembangan mobil cerdas ini juga berpengaruh pada pengurangan emisi CO2 sehingga semua produsen mobil mau tak mau harus berperan aktif.

Aliansi baru

Karena tekanan persaingan besar, maka aliansi pun dibentuk terlebih dahulu. Pemasok ban mobil Continental misalnya,berpikir ke depan untuk peluang bisnis baru. Dengan spesialis sistem jaringan Cisco, perusahaan yang bermarkas di Hanover, Jerman itu sudah terjalin kerja sama. Dalam pameran otomotif di di IAA, mereka mengumumkan kolaborasinya dengan perusahaan teknologi raksasa IBM.

Deutschland Automobilausstellung IAA 2013 Continental
Mobil masa depanFoto: Continental

CEO Conti, Elmar Degenhart menyebutkan alasannya untuk bekerjasama. Pertama, mengantisipasi terjadinya kasus kecelakaan yang mematikan di jalan raya. Kedua, untuk menghubungkan internet ke dalam mobil. Ketiga, menjaga lingkungan, dengan mendorong penggunaan mobil yang lebih efisien, misalnya lewat pengurangan emisi CO2. Dan terakhir, gara orang-orang lanjut usia dapat berkendara dengan memakai self-driving cars. Dikatakanya: "Jika orang tua dapat menggunakan mobil lima atau sepuluh tahun lagi, maka akan membantu peningkatan kualitas hidup."

Dalam sebuah uji coba, kendaraan Conti telah melaju lebih dari 35.000 mil di Amerika Serikat. Tanpa pengemudi, dan nihil kecelakaan.