Sisa Sayuran Bisa Jadi Sumber Nutrisi Bagi Sapi
Kacang panjangnya dimakan, daunnya yang tak kamu makan jangan dibuang. Sisa dari berbagai sayuran ini bisa jadi amat bermanfaat bagi sapi. Peneliti Indonesia di Jerman ini meneliti kandungan nutrisi pakan sapi.
Di Eropa, informasi pakan ternak bernutrisi datanya lengkap
Pakan yang mengandung nutrisi seimbang amat baik untuk ternak berkontribusi pula pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Di negara-negara beriklim sedang, seperti di Eropa, sudah ada pendataan yang lengkap mengenai nutrisi hijauan makanan ternak. Sementara di negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia, pendataan informasi terkait hijauan pakan ternak ini masih terbatas.
Jadi yang pertama meneliti untuk kawasan tropis
Untuk itu peneliti nutrisi ternak asal Indonesia Risma Rizkia Nurdianti, melakukan studi fraksinasi serat pada hijauan pakan ternak di daerah beriklim sedang seperti di Eropa. Lewat studi itu, ia mencari tahu pemecahan senyawa serat pada hijauan makanan ternak di kawasan tropis seperti di Indonesia. Di Universitas Hohenheim di Stuttgart, Jerman, perempuan Indonesia ini melakukan penelitiannya.
Bersiap ke kandang sapi
Risma meneliti fraksinasi serat yang terdapat pada hijauan makanan ternak dari beberapa negara tropis melalui teknologi in vitro dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap ternak ruminansia misalnya produksi susu dan kecernaan ternak melalui metode in vivo di Indonesia. Untuk itu ia harus bersiap ke kandang sapi.
Mengambil cairan pada sapi
Untuk metode in vitro, Risma membutuhkan cairan dari lambung sapi. Di sini dilakukan simulasi pencernaan sapi melalui inkubasi pakan ternak menggunakan lambung sapi dalam jangka waktu tertentu dalam tabung reaksi. Cairan ini nanti akan dijadikan media utama untuk proses inkubasi.
Menggabung cairan dari lambung sapi
“Dengan metode in vitro ini saya gunakan simulasi lambung sapi, kemudian cairan dari lambung sapi yang diambil dari kandang tadi digabungkan dengan campuran hijauan pakan ternak," demikian Risma menjelaskan metodenya. Ia menggunakan botol khusus sebagai tempat inkubasi pakan ternak dan cairan rumen.
Mulai mengukur nutrisi ternak
Inkubasi ini harus dilakukan selama 10 hari lalu dilanjutkan dengan uji lainnya. Tujuannya adalah untuk mengukur nilai nutrisi pakan ternak dengan menggunakan mokroorganisme dari cairan lambung sapi segar. Risma sang peneliti adalah anggota Komunitas Intelektual Indonesia Terpadu di Jerman, ICONIC.
Apa saja manfaat nutirsi yang baik?
Kandungan serat pada hijauan sangat dibutuhkan ternak untuk merangsang gerakan otot saluran pencernaan. Pada ternak ruminansia atau ternak memamah biak, serat kasar digunakan sebagai sumber energi. Salah satu kelemahan serat pada ternak ruminansia yakni dapat menyebabkan turunnya lemak susu. Manfaat serat lainnya adalah mendukung pertumbuhan dan fungsi mikroorganisme pencerna serat.
Ternak tak hanya butuh protein
Bersama rekan-rekannya sehari-hari ia bekerja di laboratorium ini demi masa depan sektor peternakan di tanah air: “Kita sering lupa bahwa ternak tidak hanya butuh protein. Produk ternak yang sehat yang nantinya dikonsumsi manusia juga butuh asupan serat yang seimbang. Lewat penelitian saya ini, diharapkan para peternak bisa menyuplai ternaknya dengan nutrisi termasuk serat yang baik,” tandasnya.
Dari Indonesia, bisa jadi sisa sayuran yang kita konsumsi bisa diamnfaatkan
Banyak sumber pakan ternak yang berasal dari limbah hasil pertanian, misalnya jerami. Jerami mengandung serat yang sangat tinggi. Tapi apakah serat itu sepenuhnya merugikan atau malah menguntungkan bagi ternak? Itulah yang Risma teliti. Hal ini berlaku juga pada limbah pertanian atau sisa makanan manusia lainnya, misal daun kacang panjang, kacang tanah, kacang hijau, dan lain-lain.
Pemutakhiran informasi nutrisi pakan ternak.
Hasil dari penelitian ini adalah pemutakhiran informasi fraksinasi serat pada hijauan makanan ternak di daerah tropis khususnya Indonesia. "Kalau kita makan kacang panjang kan daunnya dibuang, bisa jadi ini sangat dibutuhkan sapi," ujar Risma. Penanggung jawab kandang di Universitas Hohenheim, Raoul von Schettow banyak membantu Risma dalam penelitiannya.
Bermanfaat bagi sektor industri peternakan di Indonesia
Ia berharap nantinya penelitian ini dapat bermanfaat bagi sektor industri peternakan Indonesia. Risma adalah kandidat doktor pertama di institutnya yang ingin menginisisasi kerja sama dengan kelompok riset di Asia Tenggara khususnya di Indonesia. Sebelumnya institut ini hanya berfokus pada Asia Tengah/Timur/Barat, Afrika Utara dan Amerika Selatan.