1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sinyal Moderat dari Iran

19 September 2013

Presiden Iran Hasan Rouhani mengatakan bahwa negaranya tidak akan pernah memproduksi bom nuklir, sambil menyatakan bahwa ia punya kewenangan penuh untuk memecahkan kebuntuan hubungan dengan Barat.

https://p.dw.com/p/19kRj
Foto: picture alliance/AP Photo

Rouhani menyampaikan itu dalam wawancara dengan stasiun televisi Amerika NBC di Teheran, hanya beberapa hari sebelum ia akan tampil pertama kalinya sebagai presiden di panggung dunia saat menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York. Para pejabat Amerika yang mengamati dari dekat mengatakan bahwa itu adalah tanda bahwa Rouhani akan menhangatkan kembali hubungan dengan barat dan mengambil garis yang lebih moderat dalam negosiasi berikutnya mengenai sengketa program nuklir Iran.

”Kami tidak pernah berniat memproduksi bom nuklir dan kami tidak akan melakukannya,” kata Rouhani. ”Kami sudah berulang kali menyampaikan dan kini mengatakan lagi  bahwa dalam kondisi apapun tidak akan mengejar senjata pemusnah massal termasuk senjata nuklir, kami tidak akan pernah.”


Punya otoritas

Sebelumnya Iran berkali-kali mengklaim bahwa aktivitas nuklir mereka murni untuk perdamaian. Bagaimanapun, Amerika dan para sekutunya mencurigai Iran sedang mencoba mengembangkan sebuah senjata nuklir, di mana para ahli mengatakan bahwa Negara itu akan mampu mewujudkannya paling cepat tahun depan.

Rouhani juga menjawab hal yang banyak ditanyakan orang Amerika: Apakah ia betul-betul punya kekuasaan untuk membuat keputusan besar dan memberikan konsesi dalam isu nuklir?

Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei dikenal mengontrol semua masalah penting Negara, termasuk soal nuklir.

“Dalam program nuklir, pemerintahan ini berkuasa dan punya kewenangan penuh,” kata Rouhani. ”Kami memiliki cukup keleluasaan politik untuk memecahkan masalah ini.”

Rouhani dianggap relatif moderat diantara rezim ulama garis keras Iran. Ia berkampanye dengan janji untuk mencari keringanan dari sanksi Amerika dan Barat yang mengembargo minyak Iran dan menyebabkan Negara itu mengalami kerugian besar.  Lebih dari setengah dari eskpor utamanya berkurang, mengakibatkan melonjaknya inflasi dan membuat nilai mata uang mereka sangat lemah.


Ingin berdamai

Dalam soal Suriah, Rouhani menjawab soal tuduhan Amerika bahwa rezim Iran berada di belakang serangan senjata kimia di dekat Damaskus Agustus lalu. Ia mengatakan negaranya ingin mencari perdamaian dan stabilitas dan mengurangi senjata pemusnah massal di seluruh wilayah.

Ketika ditanya apakah Presiden Barack Obama terlihat lemah karena mendukung rencana serangan militer atas Suriah, Rouhani menjawab: ”Kami menganggap perang sebagai sebuah kelemahan. Pemerintah manapun yang yang memutuskan perang, kami anggap sebagai kelemahan. Dan pemerintah manapun yang memutuskan berdamai, kami melihatnya dengan rasa hormat perdamaian.”

Rouhani juga mengaku menerima sebuah surat  bernada ”positif dan konstruktif“ dari Obama yang memberi selamat atas terpilihnya ia sebagai presiden Iran dalam pemilu Juni lalu. “Dalam pandangan saya, nada surat itu positif dan konstruktif,” kata Rouhani menambahkan “Itu  bisa menjadi sebuah langkah kecil dan halus untuk sebuah masa depan yang sangat penting.”

ab/ek (afp,rtr,ap)