1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Singapura Siaga Hadapi Ancaman Teror di Selat Malaka

5 Maret 2010

Menghadapi kemungkinan serangan teroris terhadap kapal tanker minyak di Selat Malaka, mulai akhir pekan ini, Singapura juga meningkatkan kesiagaannya di pusat bisnis dan bandara.

https://p.dw.com/p/MKw2
Patroli di Selat MalakaFoto: AP

Menteri Dalam Negeri Singapura Wong Kan Seng mengungkapkan bahwa peningkatan kesiagaan Singapura dalam menghadapi ancaman teroris terhadap kapal tanker yang melintas di Selat Malaka, juga akan diikuti dengan peningkatan keamanan di sektor-sektor penting lainnya, seperti pusat niaga dan bandar udara.

Baru-baru ini Angkatan Laut Republik Singapura menyampaikan peringatan bahwa kelompok teroris tengah merencanakan serangan terhadap kapal-kapal minyak yang melintas di jalur perairan sibuk tersebut.

„Sebagai upayanya, berbagai agen keamanan telah bekerjasama dengan erat satu sama lain, termasuk dengan angkatan laut Singapura dan mitra asing kita. Kami juga bekerjasama erat dengan komunitas maskapai.“

Karte Straße von Malakka
Karte Straße von MalakkaFoto: AP Graphics/DW

Kelompok Militan Masih Jadi Ancaman

Wong memang tidak memberikan indikasi jelas siapa di balik ancaman serangan itu. Namun ia mengatakan selama radikalisasi terus terjadi, kelompok-kelompok teror masih memiliki kemampuan dalam menggantikan orang-orang mereka yang tewas atau tertangkap lewat rekruitmen baru. Ia menambahkan penangkapan maupun kematian para gembong teror di Indonesia bukan artinya tidak ada lagi rekruitmen untuk tindakan teror.

Pusat Informasi Terpadu

Satuan Tugas Keamanan Maritim Singapura juga telah berkoordinasi dengan kepolisian peisisir dan otoritas maritim dan pelabuhan. Bahkan untuk deteksi awal ancaman di sektor maritim, Singapura mempersiapkan Pusat Informasi Terpadu di Pusat Kontrol dan Komando Changi. Di sini semua informasi akan dianalisa dan disebarkan diantara mitra jaringan kerjasama internasional, agar dapat tepat waktu dan efektif dalam mengantisipasi serangan. Sejauh ini terdapat enam negara yang menempatkan pejabat berwenangnya di Pusat Informasi Terpadu ini. Negara-negara lain diharapkan menyusul dalam bulan-bulan mendatang.

Pusat bisnis Singapura yang juga dijaga ketat terkait ancaman ini adalah resort kasino baru di Genting dan Las Vegas Sands.

Jagt auf Piraten in der Straße von Malakka
Kerajasama terpadu menghalau kerawanan di Selat MalakaFoto: AP

Indonesia Turut Meningkatkan Kesiagaan

Sebelumnya sudah terdapat kerjasama terpadu antara Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam menjaga keamanan Selat Malaka. Menghadapi ancaman serangan ini, Indonesia juga menyusul Singapura, dalam meningkatkan kewaspadaan. Belum diketahui pasti apakah ancaman itu datang dari pelaku teror di Indonesia atau bukan. Kepala Pusat Penerangan Armabar Priyono mengungkapkan: „Sudah ada Maritim Sea Patrol Ships. Selama ini kan kita sudah intensif di sana. Kesiagaan ini kita tingkatkan, sambil melihat eskalasi yang ada. Kebetulan kita ada kerjasama dalam penjagaan di Selat Malaka itu sendiri. Terornya memang belum terjadi, tapi karena sudah ada laporan dari Singapura, maka kita tingkatkan pengamanannya.“

Serangan teror di Selat Malaka tersebut bukan hanya mengancam ekonomi Singapura, namun juga ekonomi global, sebab di jalur perairan sibuk ini, melintas empat puluh persen perdagangan dunia.

Symbolbild Piraterie: Indonesische Piraten
Selat Malaka rawan perompakanFoto: AP

Kementrian Dalam Negeri Singapura juga membangun Sistem Pemindaian Terpadu bagi Penumpang yang Berorientasi Ancaman, atau TOPSIS untuk melatih komunitas non petugas keamanan. Misalnya para petugas adminstrasi bandara untuk mengindentifikasi penumpang yang dicurigai.

Malaysia Tidak Ketinggalan

Sementara itu Malaysia juga telah menerima informasi serupa yang menyebutkan kelompok militan Islam merencanakan aksi serangannya. Sebagai antisipasi, Malaysia sudah menurunkan 11 kapal patrolinya sebagai peningkatan kesiagaan dan bekerjasama dengan patroli Singapura dan Indonesia.

(AP/HP/afp/rtr)

.