1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sidang Pemerkosaan di India Mulai Digelar

Agus Setiawan7 Januari 2013

Lima orang yang didakwa melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang mahasiswi mulai diadili di New Delhi. Kasus pemerkosaan ini memicu protes nasional.

https://p.dw.com/p/17F9X
Foto: dapd

Dengan penjagaan ketat pihak kepolisian, kelima terdakwa tiba di pengadilan distrik Saket di selatan Delhi pada Senin pagi (07/01/13). Di depan gedung pengadilan, para demonstran meneriakkan tuntutan untuk menggantung para terdakwa.

Kelima pria tersebut didakwa telah memperkosa seorang mahasiswi fisioterapi di dalam sebuah bus pada tanggal 16 Desember 2012. Para terdakwa juga didakwa melakukan penganiayaan berat terhadap korban dan kekasihnya.

Mahasiwi berusia 23 tahun tersebut meninggal 12 hari setelah insiden akibat luka-luka yang dideritanya. Pada hari Sabtu (05/01/13), dua terdakwa telah mengajukan permohonan untuk bersaksi terhadap terdakwa lainnya. Keduanya berharap untuk mendapatkan hukuman yang ringan.

Tanpa Pengacara?

Pihak kepolisian menyatakan bahwa sampel DNA dengan jelas membuktikan bahwa kelima terdakwa bersalah. Kasus ini nantinya akan dilimpahkan kepada sebuah pengadilan lain yang akan memprosesnya dengan cepat dengan alasan untuk menghindari kerusuhan. Direncanakan sidang awal akan digelar dalam beberapa hari mendatang. Jika terbukti bersalah kelima terdakwa terancam hukuman mati.

Sementara itu, sidang terhadap tersangka keenam yang masih berusia 17 tahun akan digelar oleh pengadilan remaja. Jika terbukti bersalah, hukuman maksimal baginya adalah tiga tahun di penjara rehabilitasi bagi remaja.

Para anggota asosiasi pengacara di distrik Saket mengatakan bahwa mereka tidak akan mendampingi seorangpun dari terdakwa. Pada proses hari Senin (07/01/13) para terdakwa didampingi oleh seorang pengacara dari Mahkamah Agung. Tidak adanya pengacara profesi yang bersedia mendamping terdakwa menimbulkan kekhawatiran, bahwa jika terbukti bersalah, mereka dapat mengajukan banding terhadap sidang pengadilan karena dianggap tidak adil.

Tidak Ada yang Menolong

Melalui stasiun televisi India Zee News, kekasih korban yang juga turut menjadi korban penganiayaan, melontarkan kecaman terhadap polisi dan pejalan kaki di New Delhi. Ia mengatakan, hampir setengah jam lamanya setelah keduanya dilemparkan dari bus, tidak ada seorangpun yang datang menolong. Juga setelah tiba, polisi dituduh telah membuang waktu berharga dengan membicarakan pos polisi mana yang akan menangani kasus ini.

Sabtu (05/01/13), pihak kepolisian menolak tuduhan dengan mengatakan bahwa petugas kepolisian tiba di tempat enam menit setelah menerima panggilan darurat. Dan 34 menit setelah panggilan darurat, kedua korban tiba di rumah sakit, ditambahkan pihak kepolisian dengan mengajukan bukti sistem GPS dari mobil patroli. “Tidak ada kegagalan” demikian dinyatakan pihak kepolisian.

Nama Koban Dipublikasikan

Kepada tabloid Inggris Sunday People, ayah korban menyebutkan nama putrinya. “Kami menginginkan bahwa dunia mengenal nama aslinya. Mengungkapkan namanya akan mendorong keberanian perempuan lain yang selamat setelah mengalami serangan seperti ini.”

Hukum India melarang pempublikasian nama-nama korban pemerkosaan atau intormasi lain yang dapat mengarah pada identifikasi. Hal ini untuk melindungi korban dari stigmatisasi sosial.

yf/as (afp, dpa, dpad, rtre)