1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130709 Ebadi DW

14 Juli 2009

Pemenang Nobel perdamaian yang kerap dilihat sebagai suara bagi perjuangan HAM di Iran ini tampil dalam konferensi pers di Deutsche Welle, Senin (13/07).

https://p.dw.com/p/Ioco
Shirin Ebadi di DW.Foto: DW

Perempuan berjas kuning di atas podium itu memang bertubuh kecil, tapi ia sangat energik dan kata-katanya sarat makna. Dengan berapi-api Shirin Ebadi menuntut keterlibatan lebih tegas dari Eropa bagi HAM di Iran. Program nuklir Iran sudah bertahun-tahun didiskusikan tapi persoalan hak asasi tak diperhatikan, tuding Ebadi.

"Orang bertanya-tanya, apakah yang penting bagi Eropa hanya keamanan untuk warga Eropa? Tidakkah mereka tertarik pada keamanan warga Iran?“, kata Ebadi.

Pada konferensi pers di Deutsche Welle, Bonn, Senin kemarin (13/07), pemenang Nobel perdamaian Shirin Ebadi menentang tegas sanksi ekonomi terhadap Iran. Karena, rakyat awam lah yang akan menjadi korban. Ia menganjurkan sanksi politik.

Ia mengatakan, "Sanksi politik yang saya maksud adalah negara-negara Eropa seharusnya menarik pulang duta besarnya dari Iran. Hubungan diplomatis jangan sampai diputuskan, tetapi kedutaan besar bisa diturunkan menjadi konsulat jendral. Langkah ini tidak akan merugikan rakyat Iran, tetapi menyadarkan para pemimpin akan bahaya isolasi.“

Shirin Ebadi menekankan peran penting media internasional bagi gerakan protes Iran. Berkaitan dengan hal ini , ia memuji Deutsche Welle. Bersamaan dengan itu ia menyerukan kepada para jurnalis untuk menekan pemerintah Iran dan memeriksa dengan seksama hubungan ekonomi Jerman-Iran.

"Tanyakan pada Nokia atau Siemens, mengapa mereka mengirimkan teknik untuk mengontrol internet dan komunikasi telepon genggam. Dengan bantuan teknik itulah rakyat Iran ditekan“, kata Ebadi.

Ia meyakini bahwa jumlah korban tewas dalam aksi protes hasil pemilu, jauh lebih tinggi dari yang selama ini diduga. Di samping itu, mereka yang ditahan juga diisolasi, tidak bisa menghubungi keluarga atau pengacara.

Tindakan pemerintah tidak sesuai dengan konstitusi maupun nilai-nilai Islam, kata Ebadi. Karena itulah banyak imam terkemuka yang menentang pemerintah dan ketidakadilan yang dilakukannya.

Ebadi mengatakan, "Kebrutalan para pemimpin Iran terhadap rakyat sangat kasar sehingga ditentang para imam. Dan protes dari tokoh-tokoh ulama itu menunjukkan bahwa pemerintah kehilangan legitimasinya.“

Berdasarkan prakarsa Shirin Ebadi, PBB menyusun sebuah delegasi. Para pelapor independen ini akan mencari kejelasan seputar hasil pemilihan peresiden pertengahan Juni yang menjadi pemicu aksi protes. Namun belum jelas apalah delegasi itu diperbolehkan memasuki Iran?

Pertanyaan yang sama mungkin juga dihadapi Ebadi. Tapi, meski banyak bahaya menghadang, Ebadi melihat tempatnya tetap di Teheran dan ia ingin kembali ke sana.

Di sana lah keluarga, rumah dan pekerjaan saya, kata pengacara, pejuang HAM dan pemenang Nobel Perdamaian itu.


Matthias von Hein/ Renata Permadi

Editor: Marjory Linardy