1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim Berjabat Tangan

5 September 2016

Eks Perdana Menteri dan orang kuat Malaysia Mahathir Mohamad melakukan pertemuan dengan musuh bebuyutan politiknya Anwar Ibrahim. Inilah pertemuan pertama setelah permusuhan 18 tahun.

https://p.dw.com/p/1Jvyv
Malaysia Handschlag ehemaliger Premierminister Mahathir Mohamad & Anwar Ibrahim
Foto: Reuters/Lawyers for Liberty

Kancah politik Malaysia belakangan ini mengalami kejutan-kejutan baru. Dua musuh bebuyutan selama hampir 20 tahun, eks Perdana Menteri Mahathir Mohamad, dan bekas "putra mahkota" yang kemudian dimusuhinya habis-habisan, Anwar Ibrahim, melakukan pertemuan hari Senin (05/09) di ruang pengadilan di Kuala Lumpur.

Kedua tokoh politik yang pernah bersama-sama memerintah itu terlibat permusuhan sengit selama 18 tahun, ketika Mahathir Mohammad masih berada di puncak kekuasaan. Tahun 1998 dia memecat wakilnya, Anwar Ibrahim, yang dianggap berani menentang politiknya secara terbuka.

Sinyal rekonsiliasi sudah terlihat bulan-bulan lalu. Pada bulan Juli, Anwar Ibrahim setuju mendukung gerakan politik yang diprakarsai oleh Mahathir untuk menentang Perdana Menteri saat ini, Najib Razak.

Kerjasama kedua tokoh politik tua ini memang ingin mendongkel Najib Razak yang mereka tuduh korup dan sedang diperiksa dalam kasus sogok dan poenyimpangan dana senilai jutaan dolar AS terkait dana investasi mili negarak yang dikelola oleh perusaaan 1Malaysia Pengembangan Berhad (1MDB).

Istri Anwar Ibrahim, Dr Wan Azizah Wan Ismail, mengunggah foto kedua musuh bebyuyutan itu saling bersalaman di jejaring sosial Facebook, dengan komentar, ini adalah pertemuan pertama setelah "18 tahun, tiga hari… sejak 3 Sep 1998.." Tidak lama kemudian, media sosial pun dibanjiri gambar dua orang tua yang sedang berjabat tangan itu.

Anwar Ibrahim sedang mengajukan gugatan untuk menghentikan UU baru tentang Dewan Keamanan Nasional Malaysia (NSC), yang dianggapnya memberi kekuasan terlalu besar kepada Perdana Menteri. Mahathir Mohammad datang ke persidangan itu untuk mendukung gugatan itu.

Malaysia Handschlag ehemaliger Premierminister Mahathir Mohamad & Anwar Ibrahim
Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim berjabat tangan setelah 18 tahun perseteruan politikFoto: Reuters/Najwan Halimi

"Dia menunjukkan kesiapan untuk datang dan menjanjikan dukungan, dan dia berharap saya baik dan sukses. Dan saya kira, karena itu, dia mendukung agenda reformasi," kata Anwar di luar ruang sidang.

Dalam video terpisah, Mahathir mengatakan dia hanya mendukung gugatan mantan wakilnya itu. Ketika ditanya wartawan apakah mereka sekarang jadi teman, Mahathir menjawab:

"Saya tidak tahu soal pertemanan, tapi saya tahu saya berbicara dengan dia. Saya bertemu dia dan sempat bicara lama tentang apa yang dia sekarang lakukan".

Undang-undang baru yang berlaku mulai tanggal 1 Agustus lalu, memberikan Najib Razak wewenang untuk menentukan, daerah mana saja yang bisa ditetapkan sebagai "zona keamanan". Razak juga punya wewenang untuk mengerahkan pasukan dan menugaskan pencarian dan penggeledahan terhadap seseorang, kendaraan atau suatu tempat tanpa surat perintah.

Di bawah pemerintahan Najib Razak, Anwar Ibrahim dijatuhi hukuman lima tahun penjara tahun 2013 atas tuduhan melakukan sodomi. Inilah tuduhan kedua yang diajukan kepadanya sehingga dia meringkuk di penjara. Akhir 1990-an, Perdana Menteri saat itu, Mahathir Mohamad, memecati wakilnya Anwar Ibrahim dengan tuduhan yang sama. Mahathir Mohamad meletakkan kekuasaan tahun 2003 setelah memerintah lebih 20 tahun.

hp/rn (rtr, afp, scmp)