Seruan Banyak dan Harapan Besar
7 Desember 2009Dengan disertai harapan besar serta seruan dari seluruh dunia, Konferensi Tingkat Tinggi tentang iklim dimulai di ibukota Denmark, Kopenhagen, Senin 7 Desember. Yvo de Boer, Ketua Sekretariat Konvesi Kerangka Kerja PBB tentang perubahan iklim, UNFCCC mengatakan di depan wakil dari 192 negara pada acara pembukaan, "Kopenhagen hanya dapat sukses, jika konferensi itu menghasilkan aksi yang signifikan dan langsung dimulai setelah konferensi berakhir."
Ia menambahkan bahwa dalam pekan-pekan mendatang, fokusnya harus pada perumusan usulan yang jelas dan praktis, yang akan meluncurkan aksi untuk mitigasi, adaptasi, keuangan, teknologi dan perluasan kapasitas.
Konferensi ini adalah yang terbesar dan melibatkan paling banyak politisi tingkat tinggi yang pernah diadakan di dunia untuk masalah iklim. Sejauh ini 110 kepala negara dan pemimpin pemerintahan menyatakan akan hadir pada fase akhir konferensi. Hal itu dikatakan Perdana Menteri Denmark Lars Loekke Rasmussen. Terutama pernyataan Presiden AS Barack Obama untuk hadir dalam fase akhir menimbulkan harapan akan tercapainya sebuah kesepakatan baru, yang akan menjadi penerus Protokol Kyoto dari tahun 1997.
Langkah AS dan UE
Sementara itu Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS (EPA) menyatakan secara resmi hari Senin (07/12), bahwa emisi gas rumah kaca benar-benar merusak kesehatan manusia. Pernyataan yang diberikan EPA juga menunjukkan komitmen Presiden Barack Obama untuk mengambil tindakan di bidang perlindungan iklim.
Menteri Energi Steven Chu menekankan, keputusan untuk ikut memerangi pemanasan global akan menguntungkan industri negara itu. Ia mengatakan kepada televisi CNBC, AS punya kemampuan untuk memimpin dalam inovasi-inovasi teknologi baru yang hanya menghasilkan CO2 dalam jumlah kecil. Jika AS berhasil memimpin, ekonominya juga akan membaik, demikian Steven Chu.
Para pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa (UE) merencanakan pengumpulan dana sampai sekitar 10,4 milyar Dollar untuk membantu negara-negara miskin, agar dapat memerangi dampak perubahan iklim. Demikian keterangan kalangan diplomat UE. Usul tersebut memang belum diajukan resmi, dan jumlahnya belum akan dipastikan hingga konferensi Kopenhagen berakhir. Tetapi UE bertekad untuk menetapkan jumlah pasti, dengan tujuan menekan negara-negara besar lain untuk mengambil langkah sama.
Tidak Makan Banyak Biaya
Pada saat upacara pembukaan KTT, Ketua Sekretariat Iklim Dunia, Rajendra Pachauri menekankan, bahwa dampak perubahan iklim sudah nyata. Ia juga memperjelas, bahwa penyesuaian pada perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca hanya akan memakan biaya 3% dari produk domestik bruto di seluruh dunia.
"Masyarakat sekarang harus memberikan reaksi terhadap perubahan iklim dengan mengadaptasi dampaknya dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Ada beberapa cara adaptasi yang dapat digunakan dalam sejumlah sektor dengan biaya sedikit dan hasil yang maksimal," demikian Pachauri.
Ia menambahkan, menurut penelitian empris, langkah ini akan berhasil jika diimplementasikan sesegera mungkin. Menurut Pachauri, berdasarkan realita ini, konferensi di Kopenhagen harus menetapkan langkah untuk membiayai proyek-proyek di sejumlah daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia.
ML/AS/rtr/dpa/ap