1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Hamas ke Israel Picu Perdebatan di Jerman

Lisa Hänel
11 Oktober 2023

Setelah kelompok militan Hamas melakukan serangan besar-besaran ke Israel, perdebatan muncul di Jerman. Kelompok-kelompok Muslim di Jerman mendapat tekanan untuk mengambil posisi yang jelas.

https://p.dw.com/p/4XLxN
Masjid Imam Ali di Hamburg
Masjid Imam Ali di HamburgFoto: Dwi Anoraganingrum/Geisler-Fotopress/picture alliance

Setelah serangan brutal Hamas ke Israel, Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cem Özdemir menulis di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter: Ada "keheningan besar dari asosiasi Muslim [di Jerman] mengenai teror terhadap #Israel. Atau kata-kata yang merelatifkan..." Dia menambahkan: "Dalam menghadapi teror, pembunuhan & penculikan, kenaifan ketika berhadapan dengan asosiasi-asosiasi Islam harus diakhiri!"

Ratusan pria bersenjata dari kelompok teroris Islam Hamas melintasi perbatasan ke Israel dari Jalur Gaza pada dini hari 7 Oktober, membunuh dan menculik tentara dan warga sipil. Menurut angka resmi, lebih dari 700 orang telah tewas di Israel, yang kemudian menyatakan perang dan melakukan serangan balasan di Gaza.

Partai-partai di parlemen Jerman Bundestag, kecuali Partai Alternatif untuk Jerman, AfD, dan Partai Kiri, telah menegaskan solidaritas mereka dengan Israel.

"Simpati kami ditujukan kepada seluruh penduduk dan Negara Israel di masa-masa sulit ini. Tidak ada pembenaran atas teror semacam itu, dan harus segera dihentikan,” kata mereka dalam deklarasi bersama.

Banyak orang di X juga menyerukan agar pernyataan serupa dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi Muslim di Jerman.

Menteri Pangan dan Pertanian Jerman, Cem Özdemir
Menteri Pangan dan Pertanian Jerman, Cem ÖzdemirFoto: Nadja Wohlleben/REUTERS

Komunitas Muslim Jerman amat beragam

Ada sekitar lima setengah juta umat Islam di Jerman, dan mereka membentuk komunitas yang sangat heterogen di seluruh negeri. Menurut Mediendienst Integration, sebuah platform informasi tentang migrasi, suaka, dan integrasi untuk jurnalis dan media, sekitar 70% kelompok Muslim dan masjid di Jerman pada tahun 2021 dikoordinasi dalam struktur asosiasi tingkat federal atau di tingkat negara bagian.

Beberapa di antaranya hingga kini berada di bawah pengawasan Kantor Perlindungan Konstitusi Jerman Bundesverfassungsschutz terkait aliran dana dari Iran dan Turki.

Menanggapi posting Cem Özdemir, Sekretaris Jenderal gerakan keagamaan dan politik Turki Milli Gorus, Ali Mete, menanggapi di X: "Gambar dan video penyerangan, penculikan, dan penodaan yang sayangnya telah banyak kita lihat bertahun-tahun dan terus kita lihat hari ini sungguh tak tertahankan. Kami berdoa agar penderitaan selama puluhan tahun di Israel dan Palestina, serta di banyak wilayah konflik lainnya, segera berakhir. Namun, adalah salah dan tidak bertanggung jawab jika menuduh umat Islam di sini melakukan hal yang sama. Jerman terlibat dalam kejahatan di Israel dan Palestina."

Tetapi butuh waktu lama bagi ZMD, Dewan Pusat Umat Islam di Jerman yang beranggotakan sekitar 300 asosiasi masjid, untuk bereaksi. "Kami mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil baru-baru ini dan menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut,” kata Dewan Pusat dalam rilisnya. "Untuk menghindari lebih banyak korban sipil, semua pihak harus segera menghentikan permusuhan.” Pernyataan itu kontan menuai banyak kritik, karena Dewan Pusat dituduh merelatifkan kekerasan Hamas.

Reaksi  ZMD picu kemarahan

Eren Güvercin, salah satu pendiri Alhambra Society, yang bertujuan menjadi forum debat Muslim independen di Jerman, adalah salah satu kritikus yang bereaksi dengan keras: "Sebagai seorang Muslim Jerman, apa yang ditunjukkan @der_zmd di sini memalukan. Anda "Jangan berbicara atas nama Muslim di Jerman. Ganti namamu," tulisnya di X.

Danyal Bayaz, Menteri Keuangan Partai Hijau di negara bagian Baden-Württemberg, juga mengeritik reaksi ZMD: "Pernyataan ini bukan sekedar whataboutisme. Ini adalah deklarasi yang memalukan. Solidaritas dengan #Israel tidak dapat direlatifkan, dan tentu saja tidak setelah serangan binatang kemarin." . Tidak ada sepatah kata pun tentang gambaran orang-orang yang merayakannya di Neukölln. Anda tersesat!"

Pada Sabtu malam, 7 Oktober, sekitar 50 orang berkumpul di distrik Neukölln di Berlin dan menggelar aksi pro-Palestina. Sebuah video di Instagram yang dibagikan oleh jaringan anti-Israel Samidoun menunjukkan sekelompok orang meneriakkan slogan-slogan. Samidoun membagikan makanan dan manisan kepada orang-orang yang lewat untuk "merayakan kemenangan perlawanan,” seperti yang ditulisnya di Instagram.

(hp/as)