1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Bom Ganda di Bagdad Tewaskan Lebih dari 70 Orang

Björn Blaschke23 Januari 2007

Sejumlah besar korban menderita luka berat sehingga jumlah korban tewas kemungkinan masih akan bertambah.

https://p.dw.com/p/CIvd

Kedua pelaku serangan bunuh diri secara hampir bersamaan meledakkan bom yang ditempatkan di dalam mobil mereka, di sebuah pasar di pusat kota Bagdad. Bahan peledak di masing-masing mobil terdiri dari dinamit, ranjau dan granat, yang beratnya diduga mencapai 85 kg.

Serangan Terbesar

Setelah bom meledak, pilar asap membumbung tinggi di lokasi dan terdengar sejumlah tembakan. Kendaraan militer dengan susah payah berhasil memblokir jalan-jalan di sekitar pasar tersebut. Karena banyak sekali orang berdesakan dan berusaha sekuat tenaga mendekati lokasi, untuk melihat apakah sanak keluarga mereka ada yang menjadi korban.

Serangan itu adalah yang terbesar, setelah enam hari lalu 70 orang tewas akibat dua serangan bunuh diri di depan Universitas Mustanzeria juga di Bagdad. Universitas tersebut dikelola oleh warga Shiah, yang mengikuti ajaran Muktada al Sadr. Oleh sebab itu banyak pihak menduga, warga Sunilah yang meledakkan bom, agar bentrokan antara warga Suni dan Shiah semakin memanas.

Irak Semakin Tidak Aman

Saat ini, hampir semua bagian kota Bagdad didominasi oleh milisi atau kelompok bersenjata dari salah satu kubu. Dan secara sistematis anggota kubu lawan diusir atau dibunuh. Tetapi siapa yang mendalangi serangan terakhir tidak jelas. Daerah Bab al Shariqi, yang kali ini menjadi sasaran serangan, dianggap sebagai salah satu bagian kota Bagdad yang masih dikunjungi baik oleh warga Shiah maupun Suni. Setelah serangan, Menteri Perencanaan Ali Baban mengeluh:

"Sangat menyakitkan. Semua warga Irak jadi korban serangan. Saya rasa, sekarang teroris dan komando pembunuh sudah membagi rata kejahatan mereka dan tidak ada satupun orang Irak bisa merasa selamat."

Pengiriman Tentara AS

10 Januari lalu Presiden AS George W. Bush mengumumkan akan mengirimkan 21.500 tentara berikutnya. Baru akhir pekan lalu kontingen pertama pasukan tersebut tiba di Irak. Kontingen yang terdiri dari 3200 tentara tersebut, bertugas antara lain untuk melindungi warga kota Bagdad, baik Suni maupun Shiah, dari serangan milisi dan kelompok-kelompok bersenjata.

Pelucutan Senjata

Namun demikian, pemerintah AS telah berulangkali menuntut Perdana Menteri Nuri al Maliki untuk melucuti senjata milisi Shiah. Tetapi milisi itu dipimpin orang-orang dari fraksi Maliki. Inilah yang menyebabkan Maliki sulit mengambil tindakan, walaupun ia sudah mengumumkan akan melakukannya bulan ini juga.

Baik pemerintah AS maupun warga Suni di Irak akan menyambut baik pelucutan senjata milisi Shiah. Tetapi itu bukan berarti warga Suni akan merasa dekat dengan pihak AS. Hal itu diutarakan sekretaris jenderal kelompok arab Suni "Wahg al Iraq“, Majeed al Quod, yang menentang pendudukan negaranya.(ml)