1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

Serang 131 Anak, Begini Gejala Gangguan Ginjal Misterius

Detik News
12 Oktober 2022

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan peningkatan kasus gangguan ginjal akut misterius sejak Januari 2022. Dalam dua bulan terakhir, terjadi lonjakan kasus melampaui 100 anak mengidap penyakit tersebut.

https://p.dw.com/p/4I3zI
Foto ilustrasi
Foto: Rana Sajid Hussain/Pacific Press/picture alliance

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti temuan kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang 131 anak di Indonesia. Sampai saat ini penyebabnya pun masih belum diketahui.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menjabarkan sejumlah gejala pada anak dengan gangguan ginjal misterius. Menurutnya, gejala awal yang muncul dapat berupa infeksi seperti batuk-pilek.

Secara teoritis, infeksi tersebut umumnya tak tergolong berat dan seharusnya tak berpotensi memicu gangguan ginjal akut. Namun, pada kasus-kasus ini, anak mengalami perburukan gejala berupa gangguan buang air kecil hanya dalam hitungan tiga hingga lima hari.

"Diawali dengan gejala infeksi seperti batuk-pilek, atau diare dan muntah. Infeksi tersebut tidak berat. Bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan AKI secara teoritis kami pelajari di kedokteran. Itulah yang membuat kami heran," terang dr Eka dalam konferensi pers virtual 'Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak', Selasa (11/10).

"Dia hanya beberapa hari timbul diare atau muntah, kemudian demam, kemudian dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urine-nya. Jadi tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali buang air kecilnya. Jadi anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil, atau buang air kecilnya sangat sedikit," sambungnya.

Karenanya, dr Eka mengingatkan kepada orang tua untuk segera memeriksakan anak ke rumah sakit jika mengalami penurunan volume buang air kecil.

"Yang terkena pada umumnya adalah anak-anak berusia balita yang terbanyak. tapi ada juga yang sampai usia delapan tahun. Data di Jakarta ya, ini karena saya banyak melihat datanya di Jakarta," ungkapnya.

"Tapi kalau untuk sebaran di Indonesia, kurang lebih sama di bawah lima tahun. Ada juga mereka di luar Jakarta yang sampai belasan tahun. Di Jakarta kami belum mendapatkan yang di atas delapan tahun," pungkas dr Eka. (ha)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

Serang 131 Anak di RI, Begini Gejala Gangguan Ginjal Misterius dari Hari ke Hari