Sengketa Nuklir dengan Iran Terus Berlangsung
6 Februari 2010Salah satu titik puncak Konferensi Keamanan di München (05-07/02) adalah konfrontasi langsung antara Menteri Luar Negeri Swedia, Carl Bildt dengan Menlu Iran Manouchehr Mottaki. Konfrontasi itu berlangsung di malam hari, dan selama itu semua yang hadir menahan napas. Dengan ujaran-ujaran yang memukau Carl Bildt menyatakan posisi Uni Eropa.
Ia mengatakan, Iran punya hak untuk menggunakan energi nuklir bagi kebutuhan damai, tetapi harus berusaha menghilangkan keraguan Barat tentang program pengayaan uraniumnya. Bildt ingin Mottaki menjawab, mengapa Iran memperkaya uranium, walaupun negara itu tidak memiliki program nuklir sipil dan reaktor-reaktor yang sesuai.
Mengelak dari Pertanyaan
Bildt mengatakan, "Ini tentu menyebabkan kecurigaan. Oleh sebab itu, ini juga menjadi kepentingan Iran, untuk mengikuti ketetapan Dewan Keaman Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan menghentikan pengayaan uranium. Juga untuk menjelaskan hal ini, dan dalam kerangka perjanjian non proliferasi."
Perkataan Carl Bildt kurang memberikan kesan bagi Mottaki. Ia mengelak dari pertanyaan langsung Menlu Swedia itu atau menekankan bahwa Iran tetap mematuhi hukum internasional. Sementara itu, Menlu Jerman Guido Westerwelle yang juga hadir di München menyatakan kecewa atas sikap Menlu Iran.
Kompromi Iran
Karena Iran terancam sanksi lebih berat lagi, yang terutama diusahakan oleh AS, pemerintah di Teheran bersedia untuk sedikit berkompromi. Iran ingin memperkaya uranium dari reaktor penelitian di Teheran di luar negeri. Kesepakatan mengenainya telah tercapai tahun lalu, demikian Bildt. Tetapi perinciannya belum ada, karena antara wakil Iran dan mitra pembicaraan belum ada pertemuan. Itu juga menjadi kritik Bildt terhadap Iran.
Berkaitan dengan hal ini Menlu Jerman Guido Westerwelle mengatakan, kesepakatan dengan Badan Energi Nuklir Internasional-IAEA tentang reaktor penelitian Iran dapat menjadi langkah yang menimbulkan kepercayaan. Tetapi ini tidak bisa menjadi pengganti perundingan untuk menetapkan apakah program nuklir Iran benar-benar memiliki karakter sipil. Westerwelle menambahkan, Iran yang memiliki senjata nuklir tidak dapat diterima. Ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan di seluruh wilayah sekitar Iran.
Ini juga menjadi pendapat James Jones, penasehat Presiden AS Barack Obama di bidang keamanan. Segera setelah mulai menjabat penasehat presiden, Jones pernah menawarkan kepada Iran untuk mengadakan pembicaraan. Negara-negara Barat menuduh Iran mengulur-ulur waktu. Barat juga mengancam Iran dengan sanksi lebih berat, jika pemerintah di Teheran tidak mengambil tindakan.
Nina Werkhäuser / Marjory Linardy
Editor: Andriani Nangoy