Silakan kunjungi versi beta situs DW. Feedback Anda akan membantu kami untuk terus memperbaiki situs DW versi baru ini.
Kami gunakan cookies untuk memperbaiki penawaran kami bagi Anda. Informasi lebih lanjut bisa Anda baca dalam penjelasan perlindungan data kami.
Krisis iklim yang nyaris tiba paksa kita berpikir ulang tentang sumber energi yang kita gunakan. Karena terlepas dari tingkat kebersihannya, tenaga angin, panas Bumi atau matahari semata belum akan mampu penuhi kebutuhan energi semua umat manusia.
Fokus kali ini: Dominasi Google atas kehidupan digital manusia, untung rugi energi nuklir sebagai sumber listrik masa depan dan mebel mewah yang terbuat dari sampah karya seniman Yunani.
Lama ditelantarkan, sebuah pembangkit listrik dari abad lalu di Moskow, Rusia, disulap oleh arsitek ternama Italia, Renzo Piano, menjadi rumah kebudayaan modern.
Mulai dari kastil yang berusia ratusan tahun, istana yang megah hingga bangunan hemat energi yang berkelanjutan. Berikut beberapa gedung parlemen dengan tampilan spektakuler di Eropa.
Rawa gambut yang utuh adalah anugrah bagi lingkungan hidup karena bisa simpan CO2 dua kali lipat dibanding kawasan hutan. Di Irlandia, gambut adalah sumber energi terbesar.
Swiss punya ambisi besar gusur energi fosil dan sebaliknya ingin lebih banyak produksi energi terbarukan. Saat ini pun, listrik dari bendungan air sudah pasok 57% kebutuhan nasional.
Ketika kota-kota besar masih kesulitan kampanyekan penggunaan teknologi bersih untuk jawab tantangan modern, sebuah desa di utara Jerman berusaha buka jalan bagi terwujudnya energi hidrogen.
Fokus kali ini adalah, desa kecil yang bermimpi besarkan energi hidrogen di Jerman, membumikan rumah demi adaptasi iklim dan seni miniatur sebagai dekorasi set film Hollywood.
Tahun 2021 cuaca buruk yang membawa bencana semakin sering terjadi. Meski demikian, mayoritas negara industri tetap memproduksi emisi CO2 dalam jumlah besar. Apa solusinya?
Fokus kali ini: Meriset suara sebagai jendela jiwa dan kesehatan, demam energi hijau di pesisir utara Skotlandia dan festival seni grafiti di kota Lyon, Prancis.
Kemampuan metabolisme tubuh untuk topang dan tingkatkan pasokan energi bagi otak adalah salah satu alasan, kenapa manusia mampu bertahan dari kepunahan. Rantai evolusinya berawal dari perubahan pada pola makan.
Dua petani Jerman rancang griya budidaya yang tidak andalkan kaca untuk mengundang sinar matahari, melainkan panel surya. Dengan cara ini mereka bisa bercocok tanam, sekaligus panen energi untuk dijual.
Fokus kali ini: Merestorasi bangunan bersejarah di Bangladesh secara digital, membiakkan energi dan pangan di bawah satu atap, dan dansa seribu tangan ala kelompok penari Italia.
Sering terlupa, betapa besarnya jejak emisi gas rumah kaca yang diakibatkan tren digitalisasi perekonomian. Contohnya Frankfurt, yang dengan berbagai pusat data berkapasitas raksasa jadi ibu kota data di Eropa.
Dari luar angkasa hingga ransel olahraga, modul sel surya dapat digunakan hampir di mana saja. Berikut adalah beberapa lokasi tidak lumrah yang ternyata dapat memproduksi listrik bersih dari energi matahari.
Di kawasan terpencil di Mali, Afrika, sekitar 20% penduduk belum nikmati aliran listrik sama sekali. Kini sebuah proyek yang suplai energi matahari untuk pelaku usaha kecil jadi tauladan bagi penduduk di daerah lain.
Sepertiga dari "planet biru" akan dilindungi hingga 2030. Demikian target Hari Laut Sedunia 2021 yang tandai dorongan untuk lindungi dan pastikan sistem penunjang kehidupan yang hakiki di Bumi tetap dalam kondisi prima.
Pembuatan hidrogen masih butuh energi listrik dalam jumlah besar. Jadi saat ini, hidrogen belum bisa dikategorikan energi hijau. Tapi bagaimana di masa depan?
Tanpa sinar matahari berlimpah pun, energi surya sudah sangat menguntungkan. Ini juga diyakini akan segera menggeser batu bara sebagai sumber energi utama. Fenomena ini terutama bisa disimak di Jerman.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi polusi udara dan kemacetan di Filipina. Di antaranya dengan armada kendaraan pos elektrik yang disokong oleh PBB dan departemen energi Filipina. Apa kendalanya?