Silakan kunjungi versi beta situs DW. Feedback Anda akan membantu kami untuk terus memperbaiki situs DW versi baru ini.
Kami gunakan cookies untuk memperbaiki penawaran kami bagi Anda. Informasi lebih lanjut bisa Anda baca dalam penjelasan perlindungan data kami.
Petugas pemeliharaan yang mengeringkan sebuah bendungan di Rutland, Inggris menemukan fosil tulang vertebrata raksasa dari dinosaurus berusia 180 juta tahun.
Realita virtual emban misi yang lebih pelik, yakni selamatkan situs sejarah. Dengan mengembangkan museum digital, arkeolog Bangladesh ingin merestorasi bangunan kuno, meski hanya secara digital.
Fokus edisi ini: Sosok dunia kerja di masa depan, menjaga kelestarian biodiversitas di Balkan dan musium arkeologi bawah laut di Yunani.
Artefak-artefak ini mengungkapkan bagaimana Jerman menjadi salah satu pusat perkembangan utama benua Eropa
Sejak kecil Mai Lin Tjoa-Bonatz sudah tertarik dengan budaya dan sejarah Indonesia yang ia kenal melalui ayahnya. Sebagai arkeolog dan pakar seni sejarah, ia ingin agar sejarah Indonesia lebih dikenal dunia.
Penemuan sensasional kumpulan mumi di kota Luxor, Mesir. Peti mati berusia 3.000 tahun lebih masih memperlihatkan cat dan prasasti asli. Para arkeolog mengatakan, temuan ini tidak lama lagi akan bisa dilihat wisatawan.
Populasi ikan semakin susut di perairan di sekitar Napoli, Italia. Kini para nelayan putar haluan mengais sumber pemasukan baru. Mereka memasarkan wisata arkeologi menyelam di kawasan dasar laut di Napoli yang dipenuhi benda peninggalan sejarah jaman Romawi.
Grafena kini djadikan pemindai artefak kuno, untuk ungkap rahasia di baliknya. Materi ajaib ini berfungsi sebagai penguat frekuensi, untuk menghasilkan citra tiga dimensi dari benda bersejarah. Teknologi ini diyakini bakal merevolusi dunia arkeologi dan seni.
Temuan mural berusia 3.800 tahun di situs arkeologi Vichama, Peru memberikan petunjuk pemicu musnahnya peradaban tertua di Amerika. Kebudayaan Caral yang muncul 3000 tahun SM secara misterius musnah sekitar 1600 SM, diduga akibat impak bencara perubahan iklim di masa silam.
Setelah meneliti hampir 3 tahun, dipastikan tak ada kamar rahasia di belakang makam Firaun Tutankhamun di Mesir. Sebelumya arkeolog Mesir menduga, makam Ratu Nefertiti yang misterius ada di sana. Penelitian itu didukung teknologi radar dan para ahli dari Italia dan hasilnya diakui akurat.
Tadinya, potongan patung raksasa yang ditemukan di Mesir ini diduga merupakan potongan patung Ramses II. Namun kini ada dugaan bahwa potongan batu kuarsit ini adalah patung Firaun Psamtik I.
Sebuah fosil tengkorak manusia berusia 400.000 tahun ditemukan di gua Aroeira di Torres Novas, Portugal.
Selama 60 jam tim Arkeolog Yunani berkesempatan membuka dan meneliti tempat pembaringan terakhir Yesus Kristus. Apa yang mereka temukan mengejutkan ilmuwan
Arkeolog serupa seperti detektif. Misalnya bisa mengungkap sejarah yang hilang dengan meneliti sampah dari masa lalu. Tapi tetap ada artefak yang menjadi teka teki buat ilmuwan, seperti cakram langit Nebra berusia 3600 tahun yang asal-usulnya misterius.
Melacak situs kuno nyaris mustahil tanpa pengetahuan yang akurat tentang sejarah dan lokasi obyek yang ingin ditemukan. Namun diperkirakan ribuan situs bersejarah saat ini tersimpan di bawah lapisan tanah atau menghilang di balik lebatnya hutan. Tapi ilmuwan memiliki teknologi pemindaian laser yang mampu mengungkap jejak dan struktur kuno di bawah permukaan bumi.
Meneliti di perut bumi sama berbahayanya seperti di luar angkasa. Kini ilmuwan Bonn menjajal teknologi yang sudah lama digunakan buat menjelajah antariksa tanpa mempertaruhkan nyawa, yakni sebuah robot yang mampu memetakan perut bumi dengan tingkat akurasi tinggi.
Stonehenge ternyata hanyalah 'pucuk gunung es.' Periset menggunakan teknologi pemetaan digital untuk mengungkap sejumlah monumen kuno yang signifikan di bawah formasi bebatuan tersebut.
Makam berasal dari 300-325 M dan kemungkinan besar memuat sisa-sisa jasad selebriti Yunani kuno. Inilah mengapa makam era Iskandar Agung yang ditemukan di Amphipolis adalah sebuah penemuan signifikan.
Kebudayaan orien jadi kegemaran banyak warga Barat, misalnya Max von Oppenheim, yang anak pemilik bank. Ia mengumpulkan banyak karya seni dan menemukan kota tempat berkuasanya bangsawan Sebelum Masehi.