1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ilmuwan Berharap Dapat Selamatkan Badak dari Kepunahan

Jessie Wingard
13 September 2019

Sekelompok ilmuwan internasional berharap bisa menyelamatkan badak putih utara dari ambang kepunahan. Dengan hanya tersisa 2 ekor badak betina di seluruh dunia mereka mengubahnya menjadi sub-spesies sebagai penyelamatan.

https://p.dw.com/p/3PWNQ
Letzte Nördliche Breitmaulnashorn Weibchen
Foto: Getty Images/AFP/T. Karumba

Para ilmuwan berharap spesies yang memiliki hubungan erat dengan badak putih selatan, yang menjadi jenis sub-spesies badak paling melimpah di dunia, bisa hamil dengan menggunakan dua sel telur yang didapat dari dua badak putih utara yang masih tersisa, dan sperma yang dibekukan yang didapat dari empat ekor badak putih utara jantan sebelum mereka mati. Demikian pernyataan sebuah konsorsium ilmu pengetahuan internasional, Rabu (11/09).

Titik balik dalam reproduksi

"Ini adalah embrio yang sangat berpotensial untuk dikembangbiakkan menjadi seekor bayi badak. Kedua embrio telah disimpan di dalam cairan nitrogen. Kami telah mencapai sebuah kehidupan baru, sebuah harapan untuk spesies ini,” kata Thomas Hildebrandt ketua projek di Institut Leibniz untuk Penelitian Kebun Binatang dan Satwa Liar, rekan kerja konsosium projek tersebut, kepada Deutsche Welle.

Ilmuwan dari Kenya, Itali, Ceko, dan Jerman masih memperbaiki prosedur implantasi sebelum kedua embrio ditransfer kepada ibu pengganti, namun berharap seekor badak putih utara dapat lahir dalam rentang waktu tiga tahun ke depan.

Baca juga: Berniat Berburu Badak, Tapi Diinjak Gajah dan Dimakan Singa

Ikatan ibu

Dua badak betina yang tersisa, Najin sang ibu dan anaknya Fatu, hidup di sebuah lokasi konservasi di Kenya. Badak jantan terakhir, ayah Fatu yakni Sudan, mati pada bulan Maret tahun 2018 silam.

Karena alasan genetik Najin dan Fatu tidak dapat berkembang biak.

Sementara Najin dan Fatu tidak bisa melakukannya, namun keturunannya masih harus bergantung kepada mereka "untuk menambah pengetahuan bagaimana seekor badak putih utara berperilaku dengan keturunan mereka,” tambah Hildebrandt. (rap/ml)