1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sekjen PBB Puji Pemilu Damai Timor Leste

19 Maret 2012

Putaran pertama pemilihan presiden di Timor Leste mendapat sambutan hangat PBB dan Australia, yang masih menempatkan sekitar 500 tentara di negara tersebut.

https://p.dw.com/p/14Mcg
Foto: AP

Sekjen PBB Ban Ki-Moon memuji pemilihan presiden yang digelar akhir pekan lalu di Timor Timur. Demikian ujar juru bicaranya Martin Nesirky hari Minggu (19/3). Ban "memberi selamat warga Timor Leste karena telah menunjukkan komitmen mereka bagi demokrasi dan perdamaian dengan turut berpartisipasi dalam pemilihan presiden 17 Maret," jelas Nesirky. Sekjen PBB "terkesan bahwa pemilihan berjalan secara teratur dan tenang," tambah juru bicara tersebut. "Keberhasilan menggelar pemilu 2012 akan memudahkan transisi kemitraan baru antara Timor Leste dan PBB."

Menurut hasil pemilihan, Presiden Jose Ramos-Horta tersingkir dari persaingan untuk bisa terpilih kembali. Ramos-Horta, peraih penghargaan Nobel perdamaian, mengakui kekalahannya Senin (19/3), setelah hasil perhitungan dari 70 persen jumlah suara menunjukan ia tertinggal di belakang Francisco "Lu Olo" Guterres, wakil partai kiri tradisional Fretilin dan mantan pimpinan militer Taur Matan Ruak. Guterres meraih sekitar 28 persen suara, Taur Matan Ruak 25 persen, Ramos-Horta hanya mengumpulkan sekitar 18 persen suara. Karena tidak ada calon yang meraih suara di atas 50 persen, pemilihan susulan akan dilangsungkan 16 April mendatang dengan dua kandidat peraih suara terbanyak, Francisco "Lu Olo" Guterres dan Taur Matan Ruak.

Jose Ramos-Horta
Jose Ramos-HortaFoto: dapd

Ramos Horta yang berusia 62 tahun berada di eksil selama lebih dari 25 tahun dan berkampanye bagi kemerdekaan kampung halamannya setelah diambil alih Indonesia tahun 1975. Bulan Mei mendatang, negara berpenduduk 1,1 juta ini merayakan 10 tahun kemerdekaan. 

Usai menyatakan diri merdeka dari Indonesia, Timor Timur diambil alih oleh pemerintahan sementara PBB. Australia dan Selandia Baru masih menempatkan 479 tentara di sana sebagai bagian dari mandat PBB. Menteri pertahanan Australia Stephen Smith mengatakan kepada kantor berita AP hari Senin (19/3), bahwa pemerintahanya akan mempertimbangkan untuk mengakhiri misi di Timor Timur jika pemilihan putaran kedua bulan April dan pemilihan parlemen Juni bisa berjalan secara damai.

Vidi Legowo-Zipperer (rtr, afp, ap)

Editor: Hendra Pasuhuk