1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

SBY: Lindungi Remaja dari Terorisme

14 Agustus 2009

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai bahaya terorisme terhadap remaja di Indonesia. Peringatan ini disampaikan Yudhoyono dalam pidato di depan anggota DPR Jumat siang (14/8).

https://p.dw.com/p/JBO9
Indonesia's top security minister Susilo Bambang Yudhoyono speaks to reporters in Jakarta, Indonesia, Monday, Oct. 28, 2002. Following the arrest of militant cleric Abu Bakar Bashir Yudhoyono reiterated his claim that while Jemaah Islamiyah was active elsewhere in Southeast Asia, it did not have a foothold in Indonesia. (AP Photo/Muchtar Zakaria)
Presiden Susilo bambang YudhoyonoFoto: AP

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, perang melawan terorisme akan terus dilakukan. Dalam pidato kenegaraan di depan DPR Yudhoyono menyatakan akan terus memburu jaringan teroris hingga ke akar akarnya. Secara khusus Presiden mengingatkan tentang ancaman jaringan teroris yang merekrut kaum remaja. Ancaman ini semakin nyata di Indonesia.

''Kepada seluruh rakyat Indonesia, marilah kita bersama dan bersatu melawan aksi aksi terorisme. Marilah kita lindungi warga negara dan anak-anak muda kita dari pikiran pikiran sesat dan ekstrem yang bisa mengarahkan mereka kepada tindakan terorisme. Bantulah aparat keamanan dengan memberikan informasi terhadap pelaku terorisme yang bersembunyi ditengah-tengah masyarakat'."

Peringatan yang disampaikan Yudhoyono dalam pidato kenegaraannya berhubungan dengan dengan temuan polisi, bahwa pelaku Bom Bunuh diri di Hotel JW Marriot, yaitu Dani Dwi Permana, masih berusia delapan belas tahun.

Sedangkan pelaku Bom Bunuh diri di Ritz Carlton, Nana Ikhwan Maulana juga diketahui berusia dibawah 30 tahun. Wakil Juru Bicara Polisi, Sulistyo Ishak menegaskan, ancaman perekrutan remaja oleh kelompok teroris ini sangat serius.

“Sebagai contoh kasus Dani ini, dia kan umurnya masih remaja. Dan nyatanya dia sudah direkrut oleh jaringan. Oleh sebab itu, kita mengganggap itu serius karena faktanya memang ada yang direkrut pada usia muda. Oleh karena itu kita berharap kewaspadaan perlu ditingkatkan.”

Meski Demikian, menurut Sulistyo Ishak, polisi tidak mempunyai data pasti, berapa banyak remaja yang telah direkrut kelompok teroris. Laporan laporan media sebelumnya mengungkapkan, ada belasan teman dari Dani Dwi Permana yang aktif mengikuti pengajian dari Saifudin Jaelani, Buron Polisi yang diduga sebagai perekrut pelaku bom bunuh diri di Hotel Marrtiot dan Ritz Carlton.

“Data yang dimiliki oleh Polri, tentunya tidak harus dipublikasikan. Namun demikian kita juga tidak tahu berapa sebenarnya yang sudah direkrut oleh mereka”

Polisi meyakini, sejumlah teroris yang lolos dalam serangkaian penggrebekan, masih terus mencoba merekrut anggota baru untuk serangan bom selanjutnya. Karena itu, menurut juru bicara polisi Sulistyo Ishak, pihaknya akan mengajak para pemuka masyarakat dan lembaga lembaga lain, bersama sama membendung ancaman ini.

“Kita bisa melibatkan berbagai departemen, tokoh masyarakat untuk memberikan pencerahan, pentingnya kita melakukan kewaspadaan dan mencegah agar jagan sampai kita terbawa kepada hal hal yang menjurus kepada aksi teror. Dan ini tentunya kita berharap bisa berlanjut.”

Kepolisian Indonesia memang mencatat prestasi baik dalam perburuan terorisme yang digelar sepanjang akhir pekan lalu di sejumlah daerah. Banyak tersangka anggota jaringan teroris yang tertangkap. Namun polisi belum berhasil menangkap buron utama, Noordin M Top, yang dianggap otak dari serangkaian serangan bom di Indonesia yang telah diburu sejak bom Bali tahun 2002 .

Zaki Amrullah

Editor: Hendra Pasuhuk