1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

SBY Bertandang ke Malaysia

11 November 2009

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan kunjungan kenegaraan selama dua hari di negara tetangga serumpun, Malaysia. Presiden didampingi istri dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua.

https://p.dw.com/p/KTrS
Presiden Susilo Bambang YudhoyonoFoto: AP

Setelah disambut Duta Besar RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar dan menteri luar negeri Malaysia Anifah Aman di bandara Kuala Lumpur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikuti upacara kenegaraan yang dipimpin Raja Malaysia dan Perdana Menteri Malaysia Datu` Sri Mohammad Najib bin Haji Tun Abdul Razak di Gedung Parlemen. Presiden SBY kemudian mengadakan kunjungan kehormatan kepada Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XIII Mizan Zainal Abidin di Istana Negara Kuala Lumpur. Serta menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Malaysia Najib bin Haji Tun Abdul Razak di penginapannya.

Sejumlah persoalan pun dibahas oleh petinggi negara. Hubungan Indonesia dan Malaysia selama ini diwarnai dengan sejumlah persoalan. Mulai dari batas wilayah hingga banyaknya kekerasan yang dialami buruh migran atau TKI. Tak urung dalam kunjungan kenegaraannya ke Malaysia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikutsertakan sejumlah menteri kabinetnya. Diantaranya Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan Menteri Olah Raga Andi Malarangeng. Berbagai problem yang mewarnai pasang surut hubungan antara Malaysia dan Indonesia, menurut Pengamat hubungan Malaysia – Indonesia Alfitra Salam tak lepas dari tidak seriusnya kedua negara dalam menyelesaikan persoalan:

„ini ada kaitannya dengan masalah masa lalu yang tak pernah selesai secara rasional. Meski ditutup-tutupi sebagai saudara serumpun, namun sebenarnya kedua negara saling bersaing. Persoalan yang muncul adalah karena pemerintah tak serius menyelesaikan masalah yang ada. Hubungan yang baik hanya secara semu. Misalnya masalah perbatasan, Sipidan- Ligitan.“

Persoalan yang masih tersisa diantaranya adalah pemerintah Malaysia yang tidak mengakui perairan Ambalat sebagai milik Indonesia. Sementara dalam masalah buruh migran, Pemerintah Indonesia sejak Juli lalu menghentikan pengiriman buruh migran sambil menunggu pembaruan nota kesepakatan atau MoU baru berkaitan dengan masalah TKI, antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia. Pengamat masalah perburuhan Anis Hidayah mengatakan:

„Mengenai masalah MoU Malaysia harus dikenai batas waktu, karena selama ini dalam proses negosiasi Malaysia terus menunda-nunda dengan berbagai alasan. Satu bulan cukup. Bila tidak moratorium harus terus dijalankan. Selama ini Malaysia tidak fair karena mendeportasi mereka tanpa pemenuhan hak sementara yang mempekerjakan mereka tidak dikenai sanksi apapun.“

Selain membahas berbagai persoalan diatas, kunjungan SBY ke Malaysia ini juga ditujuan memperkuat kerjasama di bidang ekonomi. Kamis esok, Presiden Yudhoyono dijadwalkan kembali bertemu dengan PM Najib Tun Abdul Razak di Kantor PM Malaysia dan juga diagendakan untuk bertemu dengan sejumlah pengusaha Malaysia. Petang harinya, Presiden SBY dan rombongan akan bertolak menuju Singapura untuk mengikuti pertemuan kepala negara anggota APEC .

Zaki Amrullah

Editor : Ayu Purwaningsih