1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Sami Khedira Jawab Kritik Terhadap Dirinya

22 Juni 2018

Ketika dikalahkan Meksiko, lini tengah dan belakang Jerman memang banyak bolong dan kurang konsentrasi. Terutama Sami Khedira dan Toni Kroos menerima kritik gencar.

https://p.dw.com/p/304Zo
Fußball WM 2018 Gruppe F Deutschland - Mexiko | Sami Khedira und Joachim Löw
Foto: Getty Images/M. Hangst

Kepada wartawan, gelandang bertahan Jerman Sami Khedira yang sampai 2015 bermain untuk Real Madrid, mengakui penampilannya memang tidak baik ketika berhadapan dengan Meksiko.

"Saya tahu saya tidak bermain bagus," kata Khedira kepada wartawan hari Kamis (21/6) di Sochi.

Para pengamat mengatakan, Khedira seharusnya berkoordinasi dengan partner lini tengahnya Toni Kroos (Real Madrid) untuk menjaga pertahanan, setiap kali dia ingin melakukan terobosan ke depan. Lini tengah Jerman memang sering kosong ketika para pemain Meksiko dengan cepat melakukan serangan balik. Tapi Khedira mengatakan, masalahnya bukan itu.

"Saya tidak berpikir itu adalah masalah komunikasi antara saya dan Toni, tapi ini lebih banyak soal komunikasi antara garis pertahanan dan menyerang. Ada 30 atau 40 meter di antara kami. Anda tidak bisa bertahan seperti itu," kata pemain yang sekarang dikontrak Juventus Turin itu.

WM 2018 - Deutschland - Mexiko
Timnas Jerman yang diturunkan melawan Meksiko pada pertandingan pertama dan harus menelan kekalahan 0:1.Foto: picture-alliance/dpa/F. Gambarini

Melawan Swedia, poros Khedira-Kroos yang sering disebut-sebut poros K&K harus berfungsi lebih baik. Itupun kalau pelatih Joachim Löw memang menurunkan keduanya lagi. Sebab banyak juga yang berpendapat, Khedira sebaiknya diganti dengan kader lain dulu.

"Saya tidak punya masalah dengan kritik (terhadap saya). Saya bisa hidup dengan itu", tandas Khedira.

Sami Khedira dan Toni Kroos memang merupakan dua pemain kawakan di lini tengah, yang selalu jadi andalan Joachim Löw. Mereka berdua sudah tampil bersama-sama dalam 160 penampilan timnas Jerman. Mereka berdua bersama-sama menjadi juara dunia tahunn 2014 di Brasil. Keduanya juga memenangkan piala bergengsi Champions League bersama-sama Christiano Ronaldo dengan klub Real Madrid.

Fussball, Bundestrainer Joachim LöwFussball Weltmeisterschaft 2018  in Russland
Pelatih Jerman Joachim LöwFoto: picture-alliance/S.Simon

Namun Khedira mengakui, dia dan Toni Kroos gagal memotivasi tim Jerman setelah tertinggal 0:1. Padahal itu adalah bagian tugas dari para pemain senior. "Kalau mau disalahkan, itu yang harus kami lihat sebagai kesalahan kami. Kami tidak bereaksi seperti seharusnya, tidak punya jawaban (di lapangan)", kata Khedira.

Toni Kroos mengeritik lemahnya operan-operan para pemain depan Jerman yang sering salah sasaran. "Kita terlalu mudah di-counter, karena banyak bola yang hilang dengan mudahnya di lini depan", katanya. "Sekarang kita harus (tampil) habis-habisan".

Selama putaran kualifikasi, Jerman tidak pernah kalah dalam 10 pertandingan, dan mencetak seluruhnya 43 gol. Kekalahan 0:1 melawan Meksiko adalah pukulan berat. Tapi Pelatih Jerman Joachim Löw masih kelihatan tenang. Dia menuntut para pemainnya agar tampil beda hari Sabtu (23/6) melawan Swedia.

"Kami sekarang di bawah tekanan, itu pasti", kata Löw. Terutama para pemain inti sekarang harus benar-benar unjuk gigi, tambahnya.

Sementara Swedia, yang kini sudah mengumpulkan tiga poin setelah menang atas Korea Selatan, berusaha mengelak disebut favorit.

"Kami adalah tim yang kompak. Kami tidak menyerang terlalu sering. Kami lebih berusaha menghindari lawan mendapat peluang membobol gawang kami", kata pemain tengah Swedia Emil Forsberg.

Artinya, Swedia memang akan lebih banyak bertahan dan mencoba membendung lini depan Jerman, sambil melancarkan serangan balik dengan cepat, ketika terbuka peluang. Apalagi, Swedia sekarang menduduki posisi runner up di bawah Meksiko.

Masalah terbesar Jerman hari Sabtu kelihatannya adalah, bagaimana menembus dinding kuning pertahanan Swedia, yang mungkin terdiri dari 20 atau bahkan 22 kaki.

hp/ml (dpa)