1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Bantu Kurdi Perangi Turki

17 Maret 2016

Presiden Turki Erdogan bersumpah bakal tumpas gerakan separatis Kurdi dan memperkuat serangan militer di wilayah Tenggara. Kurdi yang bertempur di dua front pun kewahalan. Kini Rusia turun tangan

https://p.dw.com/p/1IET0
Recep Tayyip Erdogan Türkei Porträt
Foto: Getty Images/AFP/Adem Altan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menegaskan akan menerapkan kebijakan "tangan besi" buat melawan terorisme. "Demokrasi, kebebasan dan hukum...tidak lagi bernilai dalam menumpas terorisme.", turur presiden Turki ini. Dalam kacamata Erdogan, teror yang dimaksud adalah perang separatisme yang dilancarkan kelompok Kurdi di timur negeri dua benua itu.

Baru-baru ini ibukota Ankara kembali diguncang ledakan bom yang menewaskan 37 orang. Kelompok militan Falkon Kebebasan Kurdistan (TAK) yang dekat dengan Partai Buruh Kurdistan (PKK) mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Dalam pernyataannya TAK mengaku ingin "membalas dendam atas tewasnya 300 gerilayawan Kurdi di Cizre," dalam serangan udara militer Turki awal Januari silam. Kelompok itu juga meminta maaf atas jatuhnya korban sipil yang sebenarnya tidak berhubungan dengan "perang kotor," yang dilancarkan Ankara.

Tsunami Teror

Turki saat ini sedang didera gelombang teror. Dalam waktu lima bulan terakhir ibukota Ankara diguncang tiga serangan bom yang menewaskan ratusan orang. Empat pekan silam sebuah bom mobil meledak dan menewaskan 30 orang yang kebanyakan serdadu. Lagi-lagi kelompok separatis yang dekat dengan PKK mengaku bertanggungjawab.

Infografik Karte Türkei Anschläge seit 2015 ENGLISCH
Serangan teror di Turki sejak pertengahan tahun 2015

Situasi mencekam juga dialami penduduk Kurdi di kawasan perbatasan Suriah dan Irak. Sejak beberapa bulan terakhir militer Turki melancarkan berbagai operasi yang melibatkan serangan udara, tembakan artileri dan kendaraan lapis baja buat menumpas PKK.

"Kemanapun anda lari, serdadu dan polisi kami akan menemukan anda dan melakukan apa yang harus dilakukan," ancam Erdogan. Separatis Kurdi yang sedang terdesak lantaran bertempur di dua front yang berbeda, antara lain dengan Islamic State, mulai melirik bantuan asing.

Keterlibatan Rusia

Kantor berita Rusia, RIA Novosti hari Kamis (17/3) melaporkan delegasi Kurdi dari Irak akan menyambangi Moskow buat membahas bantuan militer April mendatang. Menurut laporan tersebut, seorang diplomat Rusia di Irak membocorkan pihaknya telah menyuplai gerilayawan Kurdi dengan senjata sejak beberapa bulan terakhr.

Kiriman senjata pertama tiba pada 14 Maret lalu, antara lain berisikan lima meriam otomatis anti udara berlaras ganda, Zu-23-2, beserta 20.000 amunisinya. Meriam tersebut dirancang untuk menembak jatuh jet tempur.

Infografik Kurdische Siedlungsgebiete ENG
Kawasan bermayoritas suku Kurdi di Turki, Suriah dan Irak.

Buat Erdogan keterlibatan Rusia bukan hal yang mengejutkan. "Mereka yang berdiri di sisi kami dalam perang melawan teror adalah teman kami," tukasnya dalam gaya meniru motto bekas Presiden AS, George W. Bush. "Mereka yang melawan adalah musuh kami."

rzn/as (dpa,afp,rtr)